"Saya yakin Anda semua sebagai menteri keuangan dan gubernur bank sentral melihat ini sebagai ancaman bagi stabilitas ekonomi makro kita serta lingkungan yang kondusif bagi kita untuk mempertahankan pemulihan," kata dia dalam pertemuan 3rd FMCBG G20 Nusa Dua Bali, Jumat, 15 Juli 2022.
Bank Dunia memperkirakan harga minyak mentah naik 350 persen dari April 2020 ke April 2022. Ia menceritakan, harga minyak sebetulnya sempat menyentuh nol atau sedikit negatif justru kini menghadapi kenaikan yang signifikan sehingga menyebabkan situasi ekstrem yang sangat berbeda.
"Peningkatan 350 persen ini merupakan peningkatan terbesar untuk periode dua tahun sejak 1970-an. Pada bulan Juni, kami menyaksikan harga gas alam di Eropa meningkat sebesar 60 persen hanya dalam dua minggu," ungkapnya.
Baca juga: Sri Mulyani: Pertemuan FMCBG G20 Dituntut Hasilkan Solusi bagi Krisis Global |
Sri Mulyani menambahkan, kelangkaan bahan bakar terjadi di seluruh dunia dan memiliki implikasi politik dan sosial yang besar di Sri Lanka, Ghana, Peru, Ekuador, dan tempat lain. Tak hanya itu, penghentian harga gas yang terjadi di beberapa negara juga menjadi kendala dalam upaya pemulihan.
Ia menegaskan, saat ini dunia berada di tengah krisis energi global. Bahkan situasi perang Rusia-Ukraina serta kenaikan harga komoditas dapat memperburuk lonjakan inflasi global dan meningkatkan ketidakstabilan sosial lebih lanjut sehingga diperlukan kesepakatan untuk mengantisipasinya.
"Kita bisa melihat penurunan lebih lanjut dalam standar hidup, terutama untuk rumah tangga miskin dan rentan. Negara-negara pengimpor komoditas berpenghasilan rendah kemungkinan besar akan sangat terpengaruh, yang dapat menyebabkan kerusuhan sosial dan politik lebih lanjut," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News