Ekonomi Tiongkok. Foto: AFP.
Ekonomi Tiongkok. Foto: AFP.

Level Tertinggi, Defisit Fiskal Tiongkok Menggelembung Capai USD1 Triliun

Arif Wicaksono • 26 Oktober 2022 16:54
Beijing: Defisit fiskal Tiongkok menggelembung ke level tertinggi sepanjang masa hampir USD1 triliun dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Hal ini karena krisis real estate dan potongan pajak perusahaan mendorong ekonomi yang mendingin mengosongkan kas pemerintah.
 
Kekurangan anggaran untuk semua tingkat pemerintahan dari Januari hingga September adalah 7,16 triliun yuan (USD980 miliar). Menurut analisis berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Keuangan Beijing pada Selasa, 25 Oktober 2022, hampir tiga kali lipat dari kekurangan 2,6 triliun yuan, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
 
baca juga: Tiongkok akan Promosikan Investasi Asing di Bidang Manufaktur

Secara keseluruhan, pendapatan pemerintah turun 6,6 persen menjadi 15,3 triliun yuan dari Januari hingga September karena pemerintah memberikan lebih banyak potongan pajak untuk bisnis.
 
Pengeluaran fiskal kemudian naik 6,2 persen menjadi 19,04 triliun yuan dalam sembilan bulan pertama untuk dorongan infrastruktur yang didorong pemerintah untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja. Ekonomi Tiongkok tumbuh 3,9 persen tahun ke tahun di kuartal ketiga mengalahkan ekspektasi.

Tetapi pemilihan kembali Presiden Xi Jinping untuk masa jabatan ketiga yang bersejarah sebagai pemimpin Partai Komunis menakuti investor, sehingga mata uang Tiongkok merosot dan bursa saham Hong Kong menukik ke level terendah sejak krisis keuangan global.
 
Tiongkok juga sedang berjuang melawan krisis di sektor real estat, yang menghasilkan lebih dari seperempat PDB negara itu bila digabungkan dengan konstruksi. Pada Oktober, harga rumah bekas turun dengan tingkat bulanan tertinggi sejak 2014.
 
"Pasar perumahan masih terjebak dalam spiral ke bawah, permintaan global akan mendingin lebih lanjut, dan renminbi yang lemah membatasi kemampuan bank sentral untuk memberikan dukungan kebijakan," kata Analis dari Capital Economics Julian Evans-Pritchard.
 
Permintaan konsumen juga telah diredam oleh penguncian mendadak dan pembatasan perjalanan yang ketat di bawah kebijakan ketat nol covid-19 di Beijing.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan