"Korean wave (hallyu) telah memberikan banyak dampak positif bagi Korea, khususnya di bidang ekonomi. peningkatan ekspor konten budaya Korea berjumlah lebih dari $6,7 miliar pada tahun 2017, lebih dari 5 kali lompatan peningkatan dibanding tahun 2005," kata Profesor Ilmu Internasional Universitas Korea, Andrew Eungi Kim, dalam workhop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia, di Jakarta, pekan ini.
Namun kontribusi BTS masih lebih rendah dibanding industri gim online. Pendapatan Korea terhadap industri konten gim online pada tahun 2015 berada di peringkat 3 besar dunia, setelah Amerika Serikat dan Jepang. berkembangnya industri musik, penyiaran, dan budaya populer lainnya berdampak juga pada pariwisata Korea dan membentuk citra negara yang lebih positif.
Baca juga: Datangi Pabrik Hyundai, Dubes RI Harap Kerja Sama Pembuatan Sel Baterai Dituntaskan
Kesuksesan industri budaya populer tentunya berdampak besar bagi perekonomian negara, dengan terus meningkatnya produktivitas di sektor ini yang semakin menarik, canggih, bergaya, dan berkualitas tinggi. Korea mampu menginvestasikan lebih banyak uang untuk membuat produk budaya populer yang bagus.
Kim menilai, negara yang mampu mengekspor produk kebudayaannya secara luas, berpengaruh besar pada kekuatan ekonominya. "Ada korelasi langsung antara kekuatan ekonomi suatu bangsa dan jangkauan budayanya," kata Kim.
Kemajuan teknologi informasi, juga sebagai salah satu faktor keberhasilan hallyu menjadi populer secara global dalam waktu singkat. teknologi digital merupakan cara tercepat menyebarkan produk kebudayaan sebuah negara untuk dikenal lebih luas.
Menurutnya, peran pemerintah setiap negara diperlukan untuk meningkatkan pendapatan dari industri kebudayaan tiap negara untuk menembus pasar global.
"Anda harus memahami bahwa pemerintah memang berperan dalam membantu masalah ekspor, mencari pasar untuk budaya populer dan sebagainya," kata Kim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News