Ilustrasi. FOTO: AFP/Julien MIVIELLE
Ilustrasi. FOTO: AFP/Julien MIVIELLE

Lockdown Tiongkok Buat Minyak Dunia Jatuh di Bawah USD100

Antara • 12 April 2022 08:02
New York: Harga minyak jatuh sekitar empat persen pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Minyak mentah Brent jatuh di bawah USD100 per barel di tengah kekhawatiran pandemi covid-19 akan memangkas permintaan di Tiongkok, ketika negara-negara IEA berencana merilis rekor volume minyak dari stok strategis.
 
Mengutip Antara, Selasa, 12 April 2022, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni merosot sebanyak USD4,30 atau 4,2 persen menjadi USD98,48 per barel, penutupan terendah untuk Brent sejak 16 Maret.
 
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei tergelincir USD3,97 atau 4,0 persen, menjadi USD94,29 per barel, penutupan terendah sejak 25 Februari, sehari setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina, tindakan yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus.

Konsumsi bahan bakar di Tiongkok, importir minyak terbesar dunia, telah terhenti akibat penguncian covid-19 di Shanghai, kata analis di konsultan Eurasia Group. Shanghai, pusat keuangan Tiongkok, mulai melonggarkan penguncian di beberapa daerah pada Senin, 11 April, meskipun melaporkan rekor lebih dari 25.000 infeksi baru covid-19.
 
"Bahkan ketika pembatasan di Shanghai dicabut, kebijakan nol-covid Tiongkokkemungkinan akan tetap menjadi hambatan permintaan," kata Eurasia Group, mencatat penguncian Shanghai kemungkinan mengurangi konsumsi minyak keseluruhan Tiongkok hingga 1,3 juta barel per hari (bph).
 
Untuk membantu mengimbangi kekurangan minyak mentah Rusia setelah Moskow terkena sanksi, negara-negara anggota IEA, termasuk Amerika Serikat, akan melepaskan 240 juta barel minyak selama enam bulan ke depan.

Pelepasan volume

Analis JP Morgan menyatakan pelepasan volume Strategic Petroleum Reserve (SPR) sama dengan 1,3 juta barel per hari selama enam bulan ke depan, cukup untuk mengimbangi kekurangan pasokan minyak Rusia sebesar satu juta barel per hari.
 
"Rilis (SPR) akan menjadi yang terbesar sepanjang masa, dan telah mematahkan bagian belakang kurva harga WTI," kata Direktur Eksekutif Energi Berjangka Mizuho Robert Yawger.
 
Contango menandakan pasar yang kelebihan pasokan. Ini terjadi ketika harga untuk bulan-bulan kemudian lebih tinggi dari bulan depan.
 
Sebaliknya, ketika kekhawatiran tentang kekurangan pasokan tinggi pada awal Maret, kurva WTI berada dalam apa yang disebut Yawger sebagai super-backwardation dengan setiap bulan setidaknya USD1 per barel di bawah bulan sebelumnya hingga November 2023.
 
Menambah tekanan pada harga minyak mentah, dolar AS berada di jalur untuk menguat untuk hari kedelapan berturut-turut terhadap sekeranjang mata uang lainnya. Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
 
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan kepada Uni Eropa bahwa sanksi terhadap Rusia dapat menciptakan salah satu guncangan pasokan minyak terburuk dan tidak mungkin untuk menggantikan volume tersebut. OPEC mengisyaratkan tidak akan memompa lebih banyak minyak.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan