Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Fed Tahan Suku Bunga, Cuma Dow Jones yang Raup Cuan Banyak

Husen Miftahudin • 02 Mei 2024 08:19
New York: Saham-saham di Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir bervariasi pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menyusul konferensi pers Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mengindikasikan tindakan The Fed selanjutnya kemungkinan besar tidak berupa kenaikan suku bunga.
 
Mengutip Xinhua, Kamis, 2 Mei 2024, Dow Jones Industrial Average naik 87,37 poin atau 0,23 persen menjadi 37.903,29. S&P 500 merosot 17,30 poin atau 0,34 persen menjadi 5.018,39. Indeks Komposit Nasdaq merosot 52,34 poin atau 0,33 persen menjadi 15.605,48.
 
Sebanyak enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi dan teknologi memimpin penurunan dengan kerugian masing-masing sebesar 1,60 persen dan 1,26 persen. Sementara itu, sektor utilitas dan jasa komunikasi memimpin kenaikan dengan masing-masing naik 1,14 persen dan 0,84 persen.
 

Fed tahan suku bunga

 
Bank sentral memilih untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah seperti yang diperkirakan, dengan alasan tidak adanya kemajuan dalam menurunkan inflasi.
 
Namun, harga saham menguat setelah konferensi pers Powell, di mana ia menolak kemungkinan kenaikan suku bunga. "Saya pikir kecil kemungkinannya bahwa kebijakan suku bunga berikutnya akan berupa kenaikan," tutur dia.
 
The Fed telah beralih ke mode wait and see dan siap mempertahankan suku bunga kebijakannya selama diperlukan, menurut catatan penelitian Bank of America Global Research.
 
"Secara keseluruhan, kami mempertahankan pandangan kami terhadap penurunan suku bunga pertama pada Desember dengan gagasan inflasi akan tetap lebih kaku dan lebih lambat untuk turun. Kami masih berpendapat batasan untuk kenaikan suku bunga masih tinggi, dan Powell tampaknya menguatkan hal tersebut dalam komentarnya", kata catatan itu.
 
Setelah pertemuan tersebut, berdasarkan CME FedWatch Tool, para pedagang melihat peluang sebesar 39,3 persen untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed di September.
 
Sementara itu, investor merespons positif pengumuman The Fed mengenai perlambatan pengetatan kuantitatif secara bertahap, yang dimulai pada Juni.
 
Langkah ini menunjukkan pendekatan yang lebih hati-hati dalam memperketat kondisi pasar keuangan dengan membiarkan hasil obligasi yang jatuh tempo dikeluarkan dari neraca tanpa segera diinvestasikan kembali.
 
"Fakta inflasi tetap tinggi berarti kita tidak akan melihat penurunan suku bunga dalam waktu dekat," kata Sonu Varghese, ahli strategi makro global di Carson Group.
 
Baca juga: Inflasi Masih 'Bandel', Fed Terpaksa Tahan Suku Bunga Lagi
 

Imbal hasil AS turun

 
Menyusul pernyataan Powell, imbal hasil (yield) Treasury 10-tahun turun di bawah 4,6 persen, mengurangi kekhawatiran di kalangan investor mengenai potensi imbal hasil obligasi tersebut melebihi 5,0 persen dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
 
Perkembangan ini mendorong kenaikan sore hari, terutama pada saham-saham teknologi besar yang sensitif terhadap suku bunga dan sentimen risiko, seperti Microsoft dan Alphabet.
 
Amazon.com Inc melonjak sebesar 2,29 persen didukung laba dan pendapatan kuartal pertama yang mengesankan, sementara Meta Platforms mengalami kenaikan lebih dari dua persen.
 
Pada Maret, Ringkasan Lowongan Kerja dan Perputaran Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja menunjukkan sedikit perubahan, dengan total lowongan pekerjaan sebanyak 8,488 juta dibandingkan dengan 8,813 juta pada bulan Februari, kurang dari perkiraan sebesar 8,7 juta.
 
Selain itu, Indeks Manufaktur Manajer Pembelian (PMI) untuk periode April tercatat di 50, sedikit melebihi ekspektasi sebesar 49,9. Sebaliknya, indeks manufaktur dari Institute for Supply Management dilaporkan sebesar 49,2, di bawah perkiraan para ekonom sebesar 50.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan