Mengutip Yahoo Finance, Jumat, 3 Mei 2024, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun lima sen menjadi menetap di USD78,95 per barel. Angka ini menjadi yang terendah sejak 12 Maret 2024.
Sementara patokan global minyak mentah berjangka Brent juga mencapai titik terendah sejak awal Maret 2024, kemudian memantul dari posisi terendah sesi menjadi menetap 23 sen atau 0,3 persen lebih tinggi dengan harga USD83,67 per barel.
Kedua benchmark tersebut ditutup di bawah rata-rata pergerakan 200 hari, yang merupakan indikator teknis utama dari pergeseran pasar yang bearish pada harga minyak mentah, kata analis minyak StoneX Alex Hodes.
Investor minyak semakin khawatir terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi di AS, karena perang antara Israel dan Hamas terus berlanjut tanpa memberikan dampak besar terhadap pasokan minyak Timur Tengah.
Pada Rabu lalu, harga minyak turun lebih dari tiga persen setelah Pemerintah AS melaporkan lonjakan stok minyak mentah yang mengejutkan dan The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah karena inflasi yang membandel.
"Sekarang semuanya bergantung pada permintaan karena premi risiko dari ketegangan di Timur Tengah yang terjadi bulan lalu berubah menjadi risiko sisa," kata Gaurav Sharma, analis minyak independen di London.
Baca juga: Anjlok 3,6%, Harga Minyak WTI Jadi di Bawah USD80/Barel |
Permintaan solar merosot
Merosotnya permintaan solar di seluruh dunia juga menimbulkan kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan permintaan minyak di negara-negara besar.
Stok gasoil, termasuk solar, naik lebih dari tiga persen di pusat penyulingan dan penyimpanan Amsterdam-Rotterdam-Antwerp di Eropa selama sepekan hingga Kamis, berdasarkan data dari konsultan Insights Global.
Permintaan solar di pusat penyulingan Gulf Coast AS, yang juga disebut PADD 3, diperkirakan berada di bawah kisaran tiga tahun sebelumnya, kata Hodes.
"Penyebab penurunannya adalah bahkan dengan peningkatan inventaris ini, produksi sulingan di PADD 3 berada pada level terendah sejak awal Maret," tambah dia.
Adapun kontrak berjangka solar ultra-rendah sulfur AS turun ke level terendah sejak Juli 2023 untuk sesi ketiga berturut-turut.
Untuk mendukung harga, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) dapat memperpanjang pengurangan produksi jika permintaan gagal meningkat.
Para pedagang sedang mengamati apakah harga minyak yang lebih rendah akan memacu Pemerintah AS untuk menambah cadangan strategisnya.
"Pasar minyak didukung oleh spekulasi jika WTI turun di bawah USD79, AS akan bergerak untuk membangun cadangan strategisnya," kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News