Mengutip Antara, Kamis, 4 Mei 2023, sebagai kenaikan kesepuluh sejak Maret 2022, pengetatan kebijakan moneter yang berkelanjutan sejalan dengan ekspektasi pasar. Namun, ada seruan untuk jeda kenaikan suku bunga karena inflasi AS mereda baru-baru ini dan risiko resesi meningkat.
Sekelompok 10 senator AS dan anggota Kongres mengirim surat kepada Ketua The Fed Jerome Powell awal pekan ini, menyerukan jeda kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan moneter Fed yang berakhir Rabu waktu setempat (Kamis WIB).
Pintu untuk jeda
"Fed menaikkan suku bunga tetapi membuka pintu untuk jeda," kata The New York Times, mencatat para bankir sentral menaikkan suku bunga ke kisaran 5,00 persen hingga 5,25 persen, tingkat yang belum pernah mereka capai sejak musim panas 2007.| Baca: Ingat Ya, Harus Jaga Etika di Dunia Digital! |
Langkah tersebut mengakhiri serangkaian kenaikan suku bunga tercepat sejak 1980-an, karena bank sentral yang dipimpin oleh Ketua Jerome H Powell berupaya memperlambat ekonomi dan menekan kenaikan harga-harga.
"Federal Reserve menaikkan suku bunga seperempat poin, kenaikan ke-10 berturut-turut, karena inflasi tetap tinggi. Kenaikan itu mungkin yang terakhir untuk saat ini, karena pembuat kebijakan menyarankan langkah lebih lanjut mungkin tidak diperlukan," tambahnya.
"Fed menaikkan suku bunga seperempat poin dan menandakan potensi berakhirnya kenaikan. Federal Reserve menyetujui kenaikan suku bunga ke-10 hanya dalam waktu kurang dari setahun dan memberikan petunjuk tentatif siklus pengetatan saat ini telah berakhir," kata CNBC.
| Baca: Cuan, Emiten Wulan Guritno Bakal Tebar Dividen Rp5/Saham |
"Fed menaikkan suku bunga utama tetapi mengisyaratkan mungkin berhenti di tengah gejolak perbankan. Ketua Jerome Powell mengatakan Fed belum memutuskan apakah akan menangguhkan kenaikan suku bunganya," kata The Associated Press.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
