"Bergabung dengan kelompok negara yang tumbuh cepat akan meningkatkan ekspor Inggris," kata Pemerintah Inggris dalam pernyataannya, dilansir dari BBC, Selasa, 2 Februari 2021.
Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik atau CPTPP mencakup pasar sekitar 500 juta orang. Tetapi mereka lebih sulit dijangkau daripada pasar di Eropa. Anggotanya Australia, Kanada, Jepang, Selandia Baru, Brunei, Chili, Malaysia, Meksiko, Peru, Singapura, dan Vietnam yang didirikan pada 2018.
"Di masa depan akan menjadi negara-negara Asia-Pasifik khususnya di mana pasar besar, di mana pasar kelas menengah tumbuh, untuk produk-produk Inggris," ungkap Sekretaris Perdagangan Internasional Inggris Liz Truss.
"Tentu saja bisnis Inggris harus menjangkau dan mengambil peluang ini, tetapi apa yang saya lakukan adalah menciptakan peluang, tarif rendah, menghilangkan hambatan tersebut sehingga mereka dapat keluar dan melakukan itu. Bergabung dengan blok itu akan mengurangi tarif ekspor Inggris seperti wiski dan mobil, serta industri jasa," katanya.
Namun dampak langsungnya kemungkinan kecil karena Inggris sudah memiliki kesepakatan perdagangan bebas dengan beberapa anggota CPTPP, dengan beberapa di antaranya dibatalkan dari keanggotaan UE. Inggris sedang merundingkan kesepakatan dengan Australia dan Selandia Baru.
Secara total, negara-negara CPTPP menyumbang 8,4 persen dari ekspor Inggris pada 2019. Amerika Serikat (AS) awalnya dalam pembicaraan untuk menjadi bagian dari CPTPP, tetapi mantan Presiden Donald Trump menarik diri ketika dia menjabat.
Jika pemerintahan baru di Washington mempertimbangkan kembali CPTPP, itu akan membuat keanggotaan jauh lebih menarik bagi Inggris. Hal tersebut bisa memungkinkan hubungan perdagangan Inggris-AS yang lebih dekat, tanpa menunggu kesepakatan perdagangan bilateral untuk dinegosiasikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News