Ilustrasi Wall Street. Foto: AFP/Jewel
Ilustrasi Wall Street. Foto: AFP/Jewel

Wall Street Tergelincir saat Data Tenaga Kerja AS Kuat

Antara • 02 November 2022 07:14
New York: Wall Street tergelincir untuk sesi kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Setelah data yang menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat, sedangkan Federal Reserve memberi sinyal untuk mulai mengurangi kenaikan suku bunganya.
 
Melansir Antara, Rabu, 2 November 2022 Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 79,75 poin atau 0,24 persen menjadi 32.653,20. Indeks S&P 500 jatuh 15,88 poin atau 0,41 persen menjadi 3.856,10. Indeks Komposit Nasdaq turun 97,30 poin atau 0,89 persen menjadi 10.890,85.
 
Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor jasa-jasa komunikasi dan konsumer nonprimer terpangkas masing-masing 1,81 persen dan 1,35 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor energi naik 0,99 persen, merupakan kelompok berkinerja terbaik.
 
Sebuah survei menunjukkan lowongan pekerjaan AS secara tak terduga naik pada September, menunjukkan permintaan tenaga kerja tetap kuat bahkan ketika bank sentral telah memulai jalur kenaikan suku bunga yang agresif dalam upaya untuk menurunkan inflasi yang sangat tinggi.
 
Baca juga: Fed Beri Sinyal Perlambatan Kenaikan Suku Bunga, Dolar Rontok 

Investor juga telah memperhatikan data pasar tenaga kerja untuk tanda-tanda pelemahan di pasar kerja, karena penurunan tekanan upah dan pelonggaran permintaan akan membantu mengurangi inflasi, memberi The Fed amunisi untuk mulai melambat dengan kenaikan suku bunga 50 basis poin. Desember.
 
Tumbuhnya ekspektasi bank sentral mungkin memiliki cukup pembenaran untuk mulai melambat pada Desember sebab data yang menunjukkan melemahnya ekonomi dan musim laba perusahaan yang lebih baik dari yang diperkirakan sehingga membantu reli saham pada Oktober, dengan Dow mencatat rekor terbesarnya. persentase keuntungan bulanan sejak 1976.
 
Fokus tajam pada data pasar tenaga kerja membayangi laporan lain yang menunjukkan aktivitas manufaktur AS tumbuh pada laju paling lambat dalam hampir 2,5 tahun pada Oktober karena kenaikan suku bunga mendinginkan permintaan barang dan tekanan harga pada produsen berkurang.
 
"Itu menjadi perhatian pasar karena kami tahu The Fed ingin memperlambat pasar tenaga kerja, mereka ingin memperlambat perekrutan sehingga permintaan turun dalam perekonomian, yang akan membantu inflasi," kata Kepala Strategi Pasar di Ameriprise Financial di Troy, Michigan Anthony Saglimbene.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan