Ilustrasi. FOTO: Xinhua
Ilustrasi. FOTO: Xinhua

Minyak Dunia Tenggelam setelah TV Saudi Laporkan Kenaikan Produksi

Antara • 05 November 2021 08:06
New York: Harga minyak dunia merosot pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Kondisi itu membalikkan kenaikan awal dalam sesi yang bergejolak setelah laporan bahwa produksi minyak Arab Saudi akan segera melampaui 10 juta barel per hari untuk pertama kalinya sejak awal pandemi covid-19.
 
Laporan tersebut, dari TV Al Arabiya milik Saudi, muncul setelah negara itu, bersama dengan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) lainnya dan sekutunya, setuju untuk tetap berpegang pada peningkatan produksi yang telah disepakati sebelumnya.
 
Mengutip Antara, Jumat, 5 November 2021, minyak mentah Brent turun 1,45 dolar AS atau 1,8 persen, menjadi USD80,54 per barel. Sebelumnya, Brent naik menjadi USD84,49 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS jatuh USD2,05 atau 2,5 persen menjadi USD78,81 per barel, jauh dari tertinggi sesi di USD83,42.

Sejak penutupan Selasa, 2 November, Brent dan WTI masing-masing telah anjlok sekitar 5,0 persen dan 6,0 persen.
 
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, sepakat tetap berpegang pada rencana untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 400 ribu barel per hari (bph) setiap bulan, kata sumber, meskipun ada seruan dari Amerika Serikat untuk pasokan tambahan guna mendinginkan kenaikan harga.

Arab Saudi

Arab Saudi telah menolak seruan untuk peningkatan pasokan minyak yang lebih cepat dari OPEC+. Tetapi laporan TV Al Arabiya mengatakan Saudi akan mencapai 10 juta barel per hari pada Desember. "Stok minyak akan mengalami peningkatan luar biasa pada akhir 2021 dan awal 2022 karena konsumsi yang melambat," kata Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman.
 
Harga minyak, yang sebelumnya naik lebih dari dua dolar AS per barel, mulai memangkas kenaikan saat OPEC+ bertemu. "Sebuah posisi (spekulatif) besar sedang dimuat sebelum OPEC," kata Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger.
 
Yawger mengatakan para pedagang kemudian cenderung untuk menjual dan mengambil keuntungan daripada risiko bahwa pasar bisa tergelincir lebih jauh karena Gedung Putih menyerukan peningkatan produksi. "Mereka lebih suka membukukan keuntungan daripada terlihat terbakar oleh setiap serangan balasan Biden," kata Yawger, merujuk pada Presiden AS Joe Biden.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan