Kepala Pertambangan Global IFC Namrata Thapar mengatakan kepada portofolio energi IFC sekarang berjumlah sekitar USD8 miliar. "Banyak proyek berada di yurisdiksi yang sulit dalam arti mereka mungkin terpencil, jauh dari saluran listrik," kata Thapar, dikutip dari Antara, Jumat, 3 Desember 2021.
Selain investasi energi langsung, IFC juga menyediakan pendanaan untuk pertambangan, elemen kunci dalam transisi energi yang tidak dapat terjadi tanpa logam seperti tembaga, aluminium, kobalt, nikel, dan timah.
"Beberapa dari keterlibatan kami termasuk menjadi jangkar untuk infrastruktur bersama yang penting seperti listrik, air dan kereta api (proyek pertambangan) dapat bertindak sebagai katalis untuk pembangunan semacam itu di pasar negara berkembang," kata Thapar.
IFC adalah bagian dari Grup Bank Dunia, yang memiliki sejarah panjang dalam berinvestasi di pertambangan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Ini adalah salah satu lembaga keuangan pembangunan terbesar di dunia, dengan portofolio investasi USD64 miliar di pasar negara berkembang.
Pangsa energi terbarukan seperti angin dan matahari dalam bauran energi keseluruhan diperkirakan akan tumbuh lebih cepat di tahun-tahun mendatang karena ini merupakan bagian penting dari rencana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Menurut laporan dari Badan Energi Internasional (IEA), investasi energi bersih tahunan di negara emerging markets dan negara berkembang perlu meningkat dari kurang dari USD150 miliar tahun lalu menjadi lebih dari USD1 triliun pada 2030 untuk menempatkan dunia di jalur yang tepat untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
