Melansir Aljazeera, Jumat, 27 Agustus 2021, lembaga keuangan di Kabul sebagian besar tutup pada sore hari pada 15 Agustus, tepat sebelum mantan Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dan Taliban tiba di ibu kota Kabul.
Awalnya, penutupan itu sebagai tanggapan atas kekhawatiran kedatangan Taliban di Kabul, yang dinilai akan terjadi pertumpahan darah dan penjarahan. Namun, seiring berlalunya hari, bank-bank tetap tutup karena keputusan Washington untuk memotong akses dana sebesar USD7 miliar dari emas dan cadangan tunai Bank Sentral Afghanistan di Federal Reserve.
Dana Moneter Internasional (IMF) juga memotong akses ke dana USD460 juta yang sedianya akan dialokasikan minggu ini.
Pembatalan ini terjadi hanya beberapa hari setelah puluhan ribu orang berbondong-bondong ke bank dan ATM di seluruh ibu kota untuk menarik uang mereka sebanyak mungkin sebelum kedatangan Taliban yang akan datang.
Di Afghanistan, yang masyarakatnya harus memegang uang tunai, menjadi pukulan ganda bagi mereka. Tanpa uang kertas, bahkan untuk beberapa hari akibat kejatuhan rezim lain, membuat orang takut tidak hanya untuk hari esok, tetapi juga minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang.
Massoud, 35, telah menghabiskan 10 hari terakhir di Kabul bertanya-tanya bagaimana menafkahi keluarganya di provinsi utara Kunduz. Dia memiliki 20 ribu Afghan (USD232) di bank, dari waktunya bekerja sebagai militer di Afghanistan.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News