Gazprom membatasi pasokan gas melalui pipa Nord Stream ke Jerman sebesar 60 persen atau meningkatkan pemotongan di awal yang sebelumnya sudah diumumkan. Langkah itu juga menambah pengurangan 15 persen arus ke Italia, memberi tekanan lebih pada pasar energi Eropa yang sudah ketat dan mengirim harga gas melonjak lebih dari 25 persen.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan Rusia mencoba meresahkan pasar dan menopang harga, tetapi keamanan pasokan dijamin saat ini. Pembatasan itu menyalakan kembali ketegangan dengan Moskow, yang telah mereda usai beberapa negara Eropa menemukan cara untuk membayar gas dalam rubel, memenuhi permintaan dari Presiden Vladimir Putin.
"Industri harus bersiap untuk nol gas Rusia. Perusahaan-perusahaan UE sekarang harus memahami bahwa diktat politik dapat datang kapan saja dari Kremlin," kata Thierry Bros, mantan analis energi dan profesor di Institut Studi Politik Paris, dilansir dari The Business Times, Selasa, 21 Juni 2022.
Masalah teknis
Raksasa gas Rusia menyalahkan pembatasan pada masalah teknis dengan turbin yang diproduksi oleh Siemens Energy yang sangat penting untuk fungsi pipa. Siemens mengatakan satu turbin yang telah dikirim untuk diperbaiki terdampar di Kanada karena sanksi Ottawa yang melarang layanan teknis ke industri minyak dan gas Rusia.Namun Habeck menepis anggapan masalah teknis adalah alasan utama pemotongan gas. Oliver Krischer, seorang wakil menteri ekonomi mengatakan, pembatasan itu dapat dikaitkan dengan dana talangan Jerman senilai USD10,4 miliar dari bekas unit Gazprom yang sekarang berada di bawah kendali regulator energi negara itu.
"Hubungan antara dua masalah tidak dapat dikesampingkan, yang satu bisa menjadi reaksi terhadap yang lain," kata Krischer kepada Majelis Rendah Komite Perlindungan Iklim dan Energi Parlemen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News