Jepang, yang telah menjanjikan netralitas karbon pada 2050, hampir mencapai dua kali lipat pada April dari target pengurangan emisi menjadi 46 persen pada 2030. Pencapaian itu dilakukan sebagai tanggapan atas tekanan dari Amerika Serikat (AS) dan beberapa perusahaan di dalam negeri.
"Saya ingin mempromosikan adopsi maksimum energi terbarukan, konservasi energi menyeluruh, dan restart pembangkit listrik tenaga nuklir dengan prioritas tertinggi pada keselamatan," kata Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Koichi Hagiuda, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 6 Oktober 2021.
Dia menyerukan upaya bersama untuk mencapai netralitas karbon pada 2050 serta target di 2030 yang ditegaskannya. Ia menambahkan bahwa Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang bertujuan untuk memenangkan persetujuan kabinet atas rencana energi dasar baru sebelum dimulainya konferensi iklim PBB pada 31 Oktober.
Komentar tersebut menunjukkan bahwa Pemerintahan Perdana Menteri baru Fumio Kishida akan melanjutkan kebijakan energi pemerintahan sebelumnya. Kementerian Perindustrian akan terus mempromosikan kebijakan siklus bahan bakar nuklir sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mengurangi limbah radioaktif tingkat tinggi.
"Dan membuatnya kurang berbahaya," kata Hagiuda.
Pada April, Jepang memutuskan untuk melepaskan ke laut lebih dari satu juta ton air yang terkontaminasi dari PLTN Fukushima yang hancur, sebuah langkah yang dicap Tiongkok sangat tidak bertanggung jawab. Sementara Korea Selatan memprotes duta besar Jepang di Seoul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id