Mengutip Antara, Kamis, 19 Agustus 2021, saham Just Eat Takeaway, layanan pemesanan dan pengiriman makanan daring, melonjak 5,23 persen menjadi peraih keuntungan tertinggi di antara saham-saham unggulan. Demikian pula dengan saham International Consolidated Airlines Group dan Barratt Developments masing-masing meningkat 2,37 persen dan 2,32 persen.
Sementara itu, BHP Group (perusahaan sumber daya global) menjadi yang berkinerja terburuk di antara saham unggulan dengan sahamnya kehilangan 5,94 persen. Saham Burberry Group, perusahaan fesyen mewah Inggris jatuh 4,85 persen. Demikian juga saham Antofagasta, perusahaan tambang tembaga, merosot 2,81 persen.
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat bergerak melemah pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB). Bursa Wall Street tak mampu bertahan di zona hijau setelah risalah rapat terbaru Federal Reserve menunjukkan sebagian besar pejabat setuju untuk mulai mengurangi pembelian aset di tahun ini atau mengetatkan kebijakan.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun sebanyak 382,59 poin atau 1,08 persen menjadi 34.960,69 poin. Kemudian indeks S&P 500 turun 47,81 poin atau 1,07 persen menjadi 4.400,27. Indeks Komposit Nasdaq turun 130,27 poin atau 0,89 persen menjadi 14.525,91.
Sebanyak 10 dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di area merah, dengan sektor energi turun 2,4 persen, memimpin penurunan. Sedangkan sektor diskresi konsumen melonjak 0,15 persen, satu-satunya kelompok yang naik.
Perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS diperdagangkan sebagian besar lebih tinggi dengan tujuh dari 10 saham teratas menurut bobotnya dalam indeks S&P AS Listed Tiongkok 50 mengakhiri hari dengan catatan optimistis.
The Fed menerbitkan risalah pertemuan Juli pada Rabu sore waktu setempat dan para pedagang mencari petunjuk tentang kapan bank sentral Amerika Serikat itu akan mulai mengurangi pembelian bulanan mereka atas sekuritas dan mortgage.
"Ke depan, sebagian besar peserta mencatat bahwa, asalkan ekonomi berkembang secara luas seperti yang mereka antisipasi, mereka menilai bahwa mungkin tepat untuk mulai mengurangi laju pembelian aset tahun ini," kata risalah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News