Ilustrasi. Foto: AFP/Oscar Siagian.
Ilustrasi. Foto: AFP/Oscar Siagian.

Dolar Stabil di Tengah Penantian Data Inflasi AS

Husen Miftahudin • 14 Mei 2024 08:59
New York: Dollar index dan dollar index futures bergerak sedikit di perdagangan Asia pada Senin waktu setempat (Selasa WIB). Namun para trader tetap bias terhadap greenback menjelang data inflasi AS yang akan dirilis akhir minggu ini.
 
Melansir Investing.com, Selasa, 14 Mei 2024, pembacaan Indeks Harga Konsumen atau Consumer Price Index (CPI), yang akan dirilis pada Rabu mendatang, akan menjadi fokus utama. Hal tersebut kemungkinan besar akan memengaruhi prospek suku bunga AS.
 
Dolar AS mengalami perubahan liar minggu lalu karena data ekonomi AS yang beragam sehingga memicu pertanyaan mengenai kapan bank sentral akan mulai memangkas suku bunga tahun ini.
 
Namun, meskipun ekonomi AS tampak mendingin dalam beberapa bulan terakhir, inflasi masih diproyeksikan akan tetap tinggi.
 
Baca juga: Awal Pekan, Rupiah Sudah 'Angkat Tangan' Lawan Dolar AS
 

Mata uang Asia cenderung melemah

 
Sementara itu, sebagian besar mata uang Asia bergerak dalam kisaran mendatar (flat) hingga menurun karena fokus beralih ke data inflasi AS yang akan datang untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang arah suku bunga.
 
Data inflasi Tiongkok yang lemah membebani yuan, sementara juga memicu pelemahan ringan pada mata uang-mata uang yang terkait dengan Tiongkok lainnya.
 
Yuan Tiongkok melemah di tengah inflasi yang sedang menjadi kekhawatiran perdagangan. Pasangan USD-CNY naik 0,1 persen pada perdagangan Senin, mencapai level tertinggi dua minggu setelah data yang dirilis pada akhir pekan memberikan isyarat beragam tentang inflasi Tiongkok.
 
Indeks harga konsumen inflasi naik lebih dari yang diperkirakan pada April, karena langkah-langkah stimulus yang terus-menerus dari Beijing membantu meningkatkan permintaan. Namun, inflasi menyusut selama 19 bulan berturut-turut, karena aktivitas bisnis Tiongkok tetap lamban.
 
Data inflasi menunjukkan Beijing masih memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
 
Para trader juga mewaspadai RRT setelah laporan minggu lalu mengatakan Pemerintahan Biden sedang mempersiapkan lebih banyak tarif perdagangan terhadap negara tersebut, terutama pada sektor kendaraan listrik Tiongkok. Langkah ini dapat memicu kembali perang dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan