"Covid-19 tidak akan terjadi sekali saja. Kekacauan iklim sudah ada di sini dan semakin lama kita menunda untuk mencapai titik nol, akan semakin mengganggu," kata Frances O'Grady, dilansir dari BBC International, Senin, 13 September 2021.
Pada saat yang sama, CBI mendesak Pemerintah Inggris untuk menghindari kenaikan pajak besar usai pandemi pada bisnis. Direktur Jenderal CBI Tony Danker mengatakan para menteri harus membuat pilihan besar untuk membantu investasi bisnis.
"Sebaliknya, ada risiko pemerintah akan menggunakan pajak bisnis untuk memikul beban menyusul pengumuman pungutan baru minggu lalu untuk mendanai perawatan sosial. Kebijakan seperti itu bukannya tanpa konsekuensi bagi pertumbuhan," tuturnya.
Sementara itu, O'Grady menyoroti bahaya bagi pekerja dari pandemi lebih lanjut, perubahan iklim, dan gangguan teknologi. "Penghematan bertahun-tahun mengambil korban dan berarti kami melawan pandemi ini dengan satu tangan terikat di belakang kami," ucapnya.
"Inggris harus lebih siap menghadapi krisis di masa depan. Teknologi baru menawarkan peluang baru tetapi juga menimbulkan ancaman lama terhadap pekerjaan," tambahnya.
Dia mengatakan para menteri mungkin bertanya-tanya apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu mengisi lowongan pekerjaan. "Nah, ini ide baru dan mari kita buat industri itu memberikan kondisi yang layak, pekerjaan langsung, dan kenaikan gaji yang layak," tuturnya.
"Setelah beberapa dekade pemotongan upah riil dan penurunan standar hidup, tidak ada yang bisa dengan serius mengatakan bahwa orang yang bekerja tidak pantas mendapatkan kenaikan gaji," tambahnya.
Lebih lanjut, O'Grady menantang Perdana Menteri Inggris Boris Johnson atas kebijakannya 'naik level'. Menurutnya alasan pandemi covid harus menjadi katalisator untuk perubahan nyata. "Jika naik level berarti apa-apa, itu harus berarti naik level di tempat kerja dan meningkatkan standar hidup," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News