"Dalam panduan ke depan kami tentang suku bunga, kami telah dengan jelas mengartikulasikan tiga kondisi yang harus dipenuhi sebelum suku bunga mulai naik. Prospek inflasi dalam jangka menengah tetap tenang, dan dengan demikian ketiga kondisi ini sangat tidak mungkin terpenuhi tahun depan," kata Lagarde, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 5 November 2021.
Sementara itu, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan apa yang dipertahankan oleh pejabat Fed adalah perbedaan yang jelas antara pengurangan pembelian obligasi Fed senilai USD120 miliar per bulan menjadi nol pada pertengahan 2022 dengan kenaikan suku bunga acuan di masa depan.
"Idealnya, kita akan melihat perkembangan lebih lanjut dari pasar tenaga kerja dalam konteks di mana tidak ada lonjakan covid-19 lagi. Dan kemudian kita akan dapat melihat banyak hal. Untuk melihat bagaimana partisipasi (tenaga kerja) bereaksi di usai covid-19," jelasnya.
Meski demikian, dia berpikir kenaikan suku bunga acuan bisa dilakukan pada akhir tahun depan. "Kami tidak berpikir sudah waktunya untuk menaikkan suku bunga. Masih ada tempat untuk menutupi untuk mencapai pekerjaan maksimum," kata Powell.
Komentar dari Powell dan Lagarde tampaknya akan menunjukkan komitmen ulang oleh dua bank sentral teratas dunia terhadap kerangka kebijakan yang telah ditetapkan pada tahun lalu. Dalam kasus The Fed, pembuat kebijakan mengarahkan ke arah toleransi yang lebih besar terhadap inflasi dengan harapan tidak menghambat pemulihan pasar kerja.
"Meskipun bukan pertemuan ultra-dovish, hasilnya masih jauh dari beberapa kejutan hawkish yang lebih menakjubkan yang terlihat minggu lalu, dari bank seperti Bank of Canada dan bank sentral Australia (RBA)," tulis Analis Natwest Markets setelah keputusan Fed dan konferensi pers Powell.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News