Akan tetapi lonjakan kasus covid-19 baru-baru ini di beberapa negara mengancam meredupkan prospek ekonomi kawasan Asia. Hal itu diperparah dengan munculnya varian covid-19 baru di Inggris dan sejumlah tantangan lainnya, baik melambatnya pemulihan maupun belum optimalnya kinerja perdagangan.
"Untuk beberapa raksasa Asia, covid-19 tahun ini tidak mungkin menjadi lebih baik ketika jam menunjukkan pukul 12 pada Malam Tahun Baru," kata Perusahaan Riset Pantheon Macroeconomics, dilansir dari CNBC International, Sabtu, 26 Desember 2020.
"Yang pasti, kasus yang dilaporkan setiap hari di banyak negara di Asia -tempat virus pertama kali menyerang- tetap lebih rendah dibandingkan dengan di Eropa dan Amerika Serikat (AS)," ungkap data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Tetapi beberapa negara sekarang sedang berjuang melawan kebangkitan covid-19 yang diramal jauh bisa lebih buruk daripada apa yang mereka alami sebelumnya. Bahkan wilayah yang sukses besar dalam menahan penyebaran virus berpeluang tidak bisa menghindar, dengan Taiwan minggu ini melaporkan kasus pertama penularan covid-19 secara lokal sejak 12 April.
Beberapa negara di Asia yang sedang berjuang melawan lonjakan baru infeksi virus korona dan bagaimana kondisi itu akan memengaruhi prospek ekonomi mereka yakni pertama Jepang. Data Hopkins menunjukkan covid-19 di Jepang mencapai 207.007 kasus yang dikonfirmasi secara kumulatif dan 2.941 kematian pada Rabu waktu setempat.
Data Hopkins menambahkan jumlah infeksi covid-19 yang dilaporkan setiap hari di Jepang mulai meningkat lagi pada November dan minggu lalu melampaui 3.000 untuk pertama kalinya. Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menahan diri untuk menyatakan keadaan darurat nasional -meskipun akan menangguhkan program subsidi perjalanan untuk memperlambat penyebaran covid-19.
Kedua, Korea Selatan. Data Hopkins menunjukkan jumlah covid-19 di Korea Selatan mencapai 53.533 kasus secara kumulatif dan 756 kematian pada Rabu waktu setemppat. Seperti Jepang, kasus baru harian Korea Selatan bulan ini mencapai tingkat yang tidak pernah terlihat sebelumnya -melampaui 1.000 untuk pertama kalinya sejak wabah.
Ketiga, Malaysia. Data Hopkins menunjukkan jumlah covid-19 di Malaysia mencapai 98.737 kasus secara kumulatif dan 444 kematian pada Rabu waktu setempat. Ekonom dari konsultan Capital Economics mengatakan prospek ekonomi Malaysia telah berubah menjadi 'kurang optimistis' pada kuartal ini, terutama di sisi konsumsi swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News