Kendala pasokan dan kekhawatiran serangan Rusia ke Ukraina mendorong harga minyak menuju kenaikan mingguan keempat meskipun seorang sumber mengatakan Tiongkok akan merilis cadangan minyak mentah sekitar Tahun Baru Imlek.
Melansir CNBC International, Sabtu, 15 Januari 2022, minyak mentah berjangka Brent naik USD1,59 atau 1,9 persen ke level tertinggi dalam 2,5 bulan yaitu USD86,06 per barel. Dalam seminggu, harga minyak mentah ini telah naik 5,4 persen.
Sementara itu West Texas Intermediate AS naik USD1,70, atau 2,1 persen menjadi USD83,82 per barel. Minyak mentah ini telah naik 6,3 persen dalam seminggu.
Baik Brent maupun minyak berjangka AS memasuki masa overbought untuk pertama kalinya sejak akhir Oktober.
"Orang-orang yang melihat gambaran besarnya, menyadari situasi penawaran versus permintaan global sangat ketat dan itu memberi pasar dorongan yang kuat," kata analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn.
Adapun Pejabat AS menyuarakan kekhawatiran pada Jumat terkait Rusia yang kemungkinan besar menyerang Ukraina jika diplomasi gagal. Rusia, yang telah mengumpulkan 100 ribu tentara di perbatasan Ukraina merilis gambar pasukannya tengah bersiap-siap.
"Telah terjadi lonjakan faktor risiko geopolitik yang mendorong harga," kata mitra di Again Capital Management di New York, John Kilduff.
Pergerakan harga minyak
Beberapa bank memperkirakan harga minyak bisa mencapai USD100 per barel tahun ini dengan permintaan yang diperkirakan melebihi pasokan.
Ketua National Oil Corp Libya Mustafa Sanallah mengatakan harga minyak diperkirakan terus naik kecuali jika fundamental pasar berubah dan investasi global meningkat.
"Mempertimbangkan bahwa OPEC+ masih jauh dalam memompa kuota keseluruhan, faktor ini bisa berubah menjadi faktor paling bullish untuk harga minyak selama beberapa bulan mendatang," kata analis PVM, Stephen Brennock.
Di sisi lain, pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 juga belum selesai, menurut seorang sumber. Jika Amerika Serikat mencabut sanksi terhadap Iran, negara itu dapat meningkatkan pengiriman minyak dan menambah pasokan global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News