Kuroda mengulangi pandangannya, bank sentral harus mempertahankan kebijakan moneter ultra-mudah untuk saat ini, dengan inflasi konsumen diperkirakan melambat tahun depan dan seterusnya, setelah melaju mendekati target dua persen tahun ini karena melonjaknya biaya energi.
Ketika saat yang tepat tiba, lanjutnya, Dewan BoJ akan merencanakan jalan keluar dari kebijakannya yang mudah dan mengumumkannya kepada publik. "Kuncinya adalah bagaimana menaikkan suku bunga dan mengurangi neraca BoJ yang diperluas," kata Kuroda, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 1 Juni 2022.
"BOo dapat menggabungkan berbagai cara dan memastikan pasar tetap stabil dalam melaksanakan jalan keluar yang mulus dari kebijakan mudah. Saya harus menambahkan, bagaimanapun, itu tidak akan mudah," tambahnya.
Kuroda menambahkan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS mungkin tidak serta merta melemahkan yen terhadap dolar lebih lanjut, jika mereka juga menjatuhkan harga saham AS. Sedangkan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan sulit untuk mengatakan apakah pelemahan yen akan berumur pendek atau menjadi berkepanjangan.
"Pergerakan yen yang tajam tidak diinginkan. Sementara yen yang lemah menguntungkan ekspor dan perusahaan dengan aset luar negeri, itu merugikan rumah tangga dan beberapa bisnis melalui biaya yang lebih tinggi," pungkas Kishida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News