Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Foto: AFP.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Foto: AFP.

G7 Genjot USD600 Miliar untuk Proyek Infrastruktur Negara Berkembang

Antara • 27 Juni 2022 10:58
Jerman: Para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) berjanji untuk mengumpulkan USD600 miliar dana swasta dan publik selama lima tahun guna membiayai infrastruktur yang dibutuhkan di negara-negara berkembang dan melawan belt and road Tiongkok  yang lebih tua, bernilai triliunan dolar.
 
Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin G7 lainnya meluncurkan kembali kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global yang baru berganti nama pada pertemuan tahunan mereka yang diadakan tahun ini di Schloss Elmau di Jerman selatan.
 
Biden mengatakan Amerika Serikat akan memobilisasi USD200 miliar dalam bentuk hibah, dana federal, dan investasi swasta, selama lima tahun untuk mendukung proyek-proyek di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang membantu mengatasi perubahan iklim serta meningkatkan kesehatan global, kesetaraan gender, dan infrastruktur digital.
 
Baca juga: Bahas Sanksi Lanjutan ke Rusia, Biden akan Temui Pemimpin G7


"Saya ingin memperjelas. Ini bukan bantuan atau amal. Ini adalah investasi yang akan memberikan keuntungan bagi semua orang," kata Biden dikutip dari Antara, Senin, 27 Juni 2022.
 
Biden mengatakan ratusan miliar dolar tambahan dapat berasal dari bank pembangunan multilateral, lembaga keuangan pembangunan, dana kekayaan negara dan lainnya.
 
Eropa akan memobilisasi 300 miliar euro untuk prakarsa selama periode yang sama guna membangun alternatif berkelanjutan bagi skema Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok, yang diluncurkan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada 2013.
 
Para pemimpin Italia, Kanada, dan Jepang, juga berbicara tentang rencana mereka, beberapa di antaranya telah diumumkan secara terpisah. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tidak hadir, tetapi negara mereka juga berpartisipasi.
 
Skema investasi Tiongkok melibatkan pengembangan dan program di lebih dari 100 negara yang bertujuan untuk menciptakan versi modern dari jalur perdagangan Jalur Sutra kuno dari Asia ke Eropa.
 
Pejabat Gedung Putih mengatakan rencana itu hanya memberikan sedikit manfaat nyata bagi banyak negara berkembang.
 
Biden menyoroti beberapa proyek unggulan, termasuk proyek pengembangan tenaga surya senilai USD 2 miliar di Angola dengan dukungan dari Departemen Perdagangan, Bank Ekspor-Impor AS, perusahaan AS AfricaGlobal Schaffer, dan pengembang proyek AS Sun Africa.
 
Bersama dengan anggota G7 dan Uni Eropa, Washington juga akan memberikan bantuan teknis sebesar USD3,3 juta kepada Institut Pasteur de Dakar di Senegal dalam rangka mengembangkan fasilitas manufaktur multi-vaksin fleksibel skala industri di negara itu yang pada akhirnya dapat memproduksi vaksin covid-19 dan vaksin lainnya, sebuah proyek yang juga melibatkan Uni Eropa.
 
Wakil Presiden kelompok nirlaba Global Citizen Friederike Roder, mengatakan janji investasi bisa menjadi awal yang baik menuju keterlibatan yang lebih besar oleh negara-negara G7 di negara-negara berkembang dan dapat mendukung pertumbuhan global yang lebih kuat untuk semua.
 
Dia mengatakan negara-negara G7 rata-rata hanya memberikan 0,32 persen dari pendapatan nasional bruto mereka, kurang dari setengah dari 0,7 persen yang dijanjikan, dalam bantuan pembangunan.
 
"Tetapi tanpa negara-negara berkembang, tidak akan ada pemulihan ekonomi dunia yang berkelanjutan," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan