Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawti. Foto: AFP/Prakash Singh.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawti. Foto: AFP/Prakash Singh.

Peran Bank Pembangunan Multilateral Diyakini Mampu Tangkis Krisis Ekonomi

M Ilham Ramadhan • 12 Oktober 2022 12:51
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan peran bank pembangunan multilateral atau Multilateral Development Bank (MDB) sangat penting untuk membantu negara-negara menghadapi kondisi perekonomian dunia yang kian suram.
 
"Peran yang lebih banyak dari MDB tentu menjadi satu dari yang paling penting.Terlepas dari diskusi tentang bagaimana kita akan menyelesaikan masalah utang yang tidak berkelanjutan di banyak negara," tuturnya dalam seminar Capital Adequacy Framework (CAF), Rabu, 12 Oktober 2022.
 
Sri Mulyani mengatakan, peningkatan sumber daya MDB menjadi kunci penting untuk mengoptimalisasi dukungan untuk memperkuat ekonomi dunia. Pasalnya, dana yang dimiliki oleh MDB dapat didistribusikan ke negara-negara yang terimbas cukup berat dari situasi perekonomian saat ini.

Selain dukungan dalam bentuk pendanaan, MDB juga dapat berperan dengan cara berbagi pengetahuan dan mendorong peningkatan kapasitas tata kelola negara terkait.
 
"Pengetahuan serta bantuan teknis biasanya juga diperlukan untuk banyak negara berkembang dan menempatkan negara ketika mereka melakukan reformasi dan pengembangan kapasitas mereka. Ini bisa dilakukan oleh MDB," kata Sri Mulyani.
 
Baca juga: Jadi Perhatian G20, Persoalan Pupuk Bisa Tingkatkan Potensi Krisis Pangan

 
Pentingnya penguatan peran MDB itu, menurutnya, sejalan dan tepat dengan pernyataan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang kembali memproyeksikan ekonomi dunia memburuk di tahun depan.
 
Diketahui, IMF kembali memangkas pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,7 persen. Angka itu lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang ada di angka 2,9 persen. Bahkan jauh lebih rendah dari proyeksi awal yang dirilis pada Januari 2022, yakni di level 3,8 persen.
 
"PDB dunia untuk tahun depan akan jauh lebih rendah 2,7 persen karena IMF memperkirakan 2023 akan menjadi lebih menantang atau lebih gelap. Apa yang kita hadapi sekarang jauh lebih mengerikan dalam hal krisis dan konsekuensi kemanusiaan," terang Sri Mulyani.
 
Situasi tersebut, lanjutnya, kerap menantang bagi Indonesia sebagai Presidensi G20 saat ini. Upaya ekstra untuk mendapatkan komitmen bersama dan mengajak semua negara untuk bersinergi menjadi agenda yang akan digaungkan oleh Indonesia.
 
"Tujuan kami untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat telah menjadi semakin relevan selama lingkungan yang menantang saat ini. Kepemimpinan yang kuat dan tindakan kolektif yang cepat diperlukan untuk mempertahankan tujuan pembangunan global kita," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan