Arkhom Termpittayapaisith menambahkan baht yang lemah membantu ekspor yang seharusnya tumbuh delapan persen tahun ini dan juga mendukung pertumbuhan kinerja pariwisata.
"Pendorong utama pertumbuhan adalah pariwisata dan ekspor. Konsumsi (swasta) juga tumbuh, tapi tidak terlalu cepat," katanya, dilansir dari Channel News Asia, Selasa 25 Oktober 2022.
Arkhom mengungkapkan perekonomian Thailand diperkirakan tumbuh 3,7 persen tahun depan. Kemudian, dia memprediksi, kedatangan wisatawan mencapai 8 juta-10 juta tahun ini, yang akan berlipat ganda menjadi 20 juta pada 2023, sekitar setengah dari angka pra-pandemi.
Baca: Realisasi Investasi Triwulan III Tembus Rp307,8 Triliun, Bahlil: Terbesar Sepanjang Sejarah! |
"Banjir baru-baru ini di Thailand tidak banyak berdampak pada perekonomian," katanya.
Dirinya mengatakan kisaran target inflasi utama Bank of Thailand (BOT) 1-3 persen masih sesuai, meskipun harga konsumen masih melebihi target. Arkhom mengatakan baht masih bergerak sejalan dengan rekan-rekan regional dan bank sentral hanya akan mengelola pergerakan mata uang yang berlebihan.
Adapun baht telah melayang di level terendah 16 tahun terhadap dolar dan terdepresiasi sekitar 12 persen terhadap greenback sepanjang tahun ini. Adapun ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu diperkirakan kembali ke tingkat pra-pandemi di akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 1,5 persen termasuk yang paling lambat di kawasan ini, tetapi periode April-Juni mengalami ekspansi sebesar 2,5 persen dari tahun sebelumnya dan 0,7 persen dari kuartal sebelumnya. Arkhom mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga harus lebih cepat karena lebih banyak turis asing yang kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News