Ilustrasi. Foto: dok MI.
Ilustrasi. Foto: dok MI.

Turun 3%, Kilau Emas Dicuri Dolar AS

Husen Miftahudin • 08 Juni 2024 09:38
Chicago: Emas mempercepat penurunannya pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan menghilangkan ekspektasi penurunan suku bunga AS tahun ini.
 
Kondisi ini menambah sentimen bearish yang didorong oleh data yang menunjukkan konsumen utama Tiongkok menunda pembelian emas batangan pada Mei.
 
Mengutip Yahoo Finance, Sabtu, 8 Juni 2024, harga emas di pasar spot turun sekitar tiga persen menjadi USD2.304,54 per ons. Sementara emas berjangka AS ditutup 2,8 persen lebih rendah menjadi USD2.325.
 
Emas turun hampir satu persen sepanjang minggu ini. Hal ini menjadi penanda penurunan mingguan ketiga secara berturut-turut.
 
Terperangkap dalam penurunan harga emas, perak merosot 6,6 persen menjadi USD29,25 per ons, platinum turun lebih dari 3,6 persen pada USD967,05 dan paladium kehilangan 2,2 persen menjadi USD909,06.
 
"Kami akan mencari tahu hari ini apakah emas mempunyai kekuatan untuk menerima dampak positif dari laporan ketenagakerjaan yang kuat dan jeda pembelian Tiongkok," kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.
 
Baca juga: Otot Dolar Menguat di Tengah Kenaikan Tingkat Pengangguran AS
 

Data ketenagakerjaan AS melebihi ekspektasi

 
Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan Nonfarm Payrolls (NFP) naik 272 ribu pekerjaan di Mei, dibandingkan ekspektasi kenaikan sebesar 185 ribu. Data tersebut juga mendorong reli dolar AS, sehingga membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.
 
Para pedagang menurunkan perkiraan mereka dengan memperhitungkan pemotongan sebesar 37 basis poin (bps) pada akhir Desember, dari 48 bps sebelum data NFP, dengan pemotongan pertama kemungkinan besar terjadi pada bulan November dibandingkan September.
 
Pasar emas mengalami sedikit likuidasi, bersama dengan logam lainnya karena data menunjukkan perekonomian AS cukup kuat dan The Fed mungkin menunda pemotongan pertama, kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
 
Laporan ketenagakerjaan juga menambah sentimen bearish yang tampaknya didorong oleh data yang menunjukkan konsumen utama Tiongkok menunda pembelian emas pada Mei setelah melakukan pembelian selama 18 bulan berturut-turut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan