Mengutip Antara, Kamis, 9 Desember 2021, indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 35,32 poin atau 0,10 persen, menjadi 35.754,75. Indeks S&P 500 bertambah 14,46 poin atau 0,31 persen, menjadi 4.701,21. Indeks Komposit Nasdaq meguat 100,07 poin atau 0,64 persen menjadi 15.786,99.
Sebanyak delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor layanan komunikasi dan perawatan kesehatan masing-masing terdongkrak 0,75 persen dan 0,74 persen, memimpin kenaikan. Sedangkan sektor keuangan tergelincir 0,46 persen, merupakan kelompok berkinerja terburuk.
Pfizer dan BioNTech mengatakan vaksin tiga kali suntikan mereka mampu menetralkan varian Omicron dalam uji laboratorium dan mereka dapat memberikan vaksin yang ditingkatkan pada Maret 2022 jika diperlukan.
Investor bereaksi dengan menumpuk saham-saham terkait perjalanan. Indeks S&P 1500 Airlines ditutup meningkat 1,96 persen. Sesi tertingginya sejak 24 November, tepat sebelum berita varian baru muncul.
Pasar sangat bergejolak sejak varian itu ditemukan, dengan investor khawatir Omicron dapat memaksa pembatasan baru di negara-negara dan merusak pemulihan global.
Dalam upaya untuk memperlambat penyebarannya, Inggris mengatakan mereka dapat menerapkan langkah-langkah yang lebih keras, termasuk saran untuk bekerja dari rumah, paling cepat pada Kamis.
Perlindungan Omicron
Sementara Pfizer mengatakan perlindungan Omicron berkurang di antara orang-orang yang hanya menggunakan dua dosis vaksin, investor masih agak diyakinkan. Dengan indeks Nasdaq mengungguli indeks Dow, Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Investment Management di Chicago menggambarkan sesi itu sebagai hari yang berisiko sempurna."Banyak yang berputar di sekitar berita virus. Ini adalah pembukaan kembali perdagangan lebih dari apa pun," kata Nolte.
Indeks S&P 500 berakhir kurang dari satu poin di bawah di mana ia ditutup sebelum aksi jual yang tajam. Indeks turun sebanyak 4,4 persen antara 24 November, sehari sebelum Thanksgiving, karena investor melarikan diri dari taruhan berisiko akibat ketakutan Omicron dan kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga setelah pembaruan Federal Reserve pekan lalu.
"Investor ekuitas percaya pada tesis bahwa suku bunga tidak harus naik terlalu banyak untuk menjinakkan inflasi. Itu membuat mereka lebih nyaman membeli saham meskipun lebih cenderung membeli saham pertumbuhan berkualitas daripada saham siklikal," kata Kepala Investasi Cresset Capital Management Jack Ablin, di Chicago.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pemerintah-pemerintah harus segera menilai kembali tanggapan nasional mereka terhadap covid-19 dan mempercepat program vaksinasi mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News