Ilustrasi. FOTO: Mark Ralston/AFP
Ilustrasi. FOTO: Mark Ralston/AFP

Tiongkok Tolak Permintaan AS untuk Lepas Cadangan Minyak

Antara • 26 November 2021 08:46
Beijing: Tiongkok, importir minyak mentah terbesar di dunia, tidak berkomitmen tentang apakah akan melepaskan minyak dari cadangannya seperti yang diminta oleh Washington. Sementara sumber OPEC mengatakan tindakan AS tidak membuat kelompok produsen mengubah arah.
 
Mengutip Antara, Jumat, 26 November 2021, Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana untuk merilis 23 juta barel minyak dari cadangan strategis berkoordinasi dengan negara-negara konsumen besar lainnya, termasuk Tiongkok, India, dan Jepang, untuk mencoba mendinginkan harga.
 
Amerika Serikat telah membuat komitmen terbesar untuk pelepasan cadangan sebesar 50 juta barel penjualan yang telah disetujui sebelumnya bersama dengan pinjaman ke pasar, tetapi tanpa Tiongkok, tindakan tersebut akan berdampak lebih kecil.

Tidak ada pengumuman lebih lanjut dari Beijing pada Kamis, 25 November, setelah Tiongkok pada Rabu, 24 November, mengatakan sedang mengerjakan rilis cadangannya sendiri, mengkonfirmasikan laporan pekan lalu Tiongkok akan melepaskan minyak sesuai dengan kebutuhannya.
 
Pada Selasa, 23 November, Biden telah mengatakan kepada sebuah pengarahan bahwa Tiongkok mungkin berbuat lebih banyak.
 
Rumor tindakan terkoordinasi mendorong harga minyak mentah lebih rendah menjelang pengumuman AS, tetapi pasar internasional naik lebih dari 3,0 persen pada Selasa, 23 November, karena Washington mengkonfirmasi akan memanfaatkan cadangan strategisnya dan pasar tidak memiliki kejelasan tentang niat Tiongkok.
 
Pasar juga tertarik untuk melihat langkah OPEC selanjutnya karena pengumuman Washington meningkatkan spekulasi bahwa Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, mungkin akan merespons.

Tiga sumber

Namun, tiga sumber mengatakan kelompok tersebut tidak mempertimbangkan untuk menghentikan kesepakatan saat ini untuk meningkatkan produksi sebesar 400 ribu barel per hari setiap bulan, tingkat yang dianggap terlalu lambat oleh beberapa negara konsumen.
 
Permintaan bahan bakar runtuh di awal pandemi tetapi telah bangkit kembali tahun ini, dan harga minyak telah naik, memicu inflasi yang lebih luas.
 
Biden, menghadapi peringkat persetujuan yang rendah menjelang pemilihan kongres tahun depan, frustasi setelah OPEC+ mengabaikan permintaannya yang berulang untuk memompa lebih banyak minyak. Harga bensin eceran AS naik lebih dari 60 persen pada tahun lalu, tingkat kenaikan tercepat sejak 2000.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan