Proyek properti di Tiongkok. Foto: AFP.
Proyek properti di Tiongkok. Foto: AFP.

Investor Panik Atas Gagal Bayar Evergrande

Arif Wicaksono • 21 September 2021 11:31
New York: Kekhawatiran atas prospek gagal bayar Evergrande Group mencengkeram investor pada Selasa, 21 September 2021. Kondisi ini terjadi menjelang tenggat waktu pembayaran utang Evergrande Group.
 
Dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 21 September 2021, Evergrande akan membayar bunga USD83,5 juta terkait dengan obligasi Maret 2022 pada Kamis, 23 September 2021.
 
Perusahaan memiliki pembayaran USD47,5 juta lainnya yang jatuh tempo pada 29 September untuk catatan Maret 2024. Kedua obligasi akan gagal bayar jika Evergrande gagal melunasi bunga dalam waktu 30 hari dari tanggal pembayaran yang dijadwalkan.

Pasar global terguncang karena investor khawatir tentang potensi dampak default pada ekonomi yang lebih luas, membuang saham properti Tiongkok dan mencari perlindungan di aset safe-haven.
 
Saham Evergrande anjlok 10 persen lagi pada Senin, 20 September 2021, setelah regulator Tiongkok memperingatkan bahwa kewajibannya sebesar USD305 miliar dapat menyebabkan kerugian yang meluas dalam sistem keuangan Tiongkok jika utangnya tidak distabilkan.
 
"Saya pikir ekuitas (Evergrande) akan dihapuskan, utang sepertinya bermasalah dan pemerintah Tiongkok akan membubarkan perusahaan ini," ujar pendiri Citron Research yang berbasis di AS, Andrew Left.
 
"Tapi saya tidak berpikir bahwa ini akan menjadi sedotan yang menghancurkan ekonomi global," kata Left.
 
Analis Citi mengatakan regulator dapat membeli waktu untuk mencerna masalah pinjaman bermasalah Evergrande dengan membimbing bank untuk tidak menarik kredit dan memperpanjang batas waktu pembayaran bunga.
 
Analis tersebut mengatakan ada kekhawatiran investor yang meningkat tentang potensi limpahan risiko dari krisis utang Evergrande, mengingat potensi pengurasan likuiditas untuk pengembang swasta karena meningkatnya kesulitan dalam memperoleh kredit bank, dan efek penularan di sektor perbankan seperti yang mereka harapkan sekitar 40,7 persen aset bank Tiongkok terkait dengan sektor properti.
 
Namun, Citi mengatakan bahwa sementara krisis default Evergrande adalah risiko sistemik potensial untuk sistem keuangan Tiongkok, itu tidak membentuk sebagai momen Lehman Tiongkok.
 
Regulator telah memperingatkan bahwa kewajibannya senilai US$305 miliar dapat memicu risiko yang lebih luas terhadap sistem keuangan Tiongkok jika utangnya tidak distabilkan.
 
Saham dunia tergelincir dan dolar menguat karena investor khawatir tentang risiko limpahan ke ekonomi global. Saham AS turun tajam, dengan indeks S&P 500 turun hampir dua persen.
 
Michael Purves di Tallbacken Capital Advisors di New York mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien bahwa cadangan mata uang asing Tiongkok bisa dibilang dalam kondisi yang lebih baik sekarang daripada di masa lalu. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan