Di bawah arahan yang diamendemen pada 11 November 2021, investor AS diminta untuk sepenuhnya melepaskan kepemilikan mereka atas perusahaan sekuritas yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan AS, karena sebagian dimiliki atau dikendalikan oleh militer Tiongkok.
Mengutip Channel News Asia, Jumat, 15 Januari 2021, perubahan tersebut memperluas cakupan perintah eksekutif di awal November. Awalnya hanya membatasi investor AS untuk membeli sekuritas di perusahaan yang diduga dimiliki atau dikendalikan oleh militer Tiongkok saat itu.
"Perintah eksekutif hari ini memastikan bahwa Amerika Serikat mempertahankan alat utama untuk melindungi investor AS dari mendanai modernisasi militer Tiongkok," kata seorang pejabat senior pemerintahan.
Perintah eksekutif itu adalah bagian dari upaya Trump memperkuat 'warisannya' bagi Tiongkok di hari-hari terakhirnya sebagai Presiden AS. Trump juga berusaha untuk memberikan energi tambahan pada UU 1999 yang menugaskan Departemen Pertahanan menyusun daftar perusahaan Tiongkok yang diyakini dimiliki atau dikendalikan oleh militer Tiongkok.
Di antara 35 perusahaan yang sejauh ini masuk daftar hitam adalah pembuat cip China SMIC dan raksasa minyak CNOOC. Tetapi Reuters dan media lain melaporkan sebelumnya bahwa Pemerintah AS telah membatalkan rencana untuk memasukkan raksasa teknologi Alibaba, Baidu, dan Tencent ke dalam daftar hitam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News