Ilustrasi bursa saham asia. Foto ; AFP.
Ilustrasi bursa saham asia. Foto ; AFP.

Pembukaan, Bursa Saham Asia Turun Jelang Data Inflasi AS

Antara • 12 April 2022 10:40
Hong Kong: Saham-saham Asia turun pada Selasa pagi, karena imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) melonjak ke level tertinggi tiga tahun menjelang data inflasi AS yang dapat menandakan kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh Federal Reserve.
 
Dikutip dari Antara, Selasa, 12 April 2022, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,3 persen, setelah saham AS mengakhiri sesi sebelumnya dengan kerugian ringan. Saham Australia juga melemah 0,65 persen, sedangkan indeks saham Nikkei Jepang tergelincir 1,5 persen.
 
Imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi mendukung Dolar AS (USD), dengan indeks mata uang AS terhadap enam rekannya bergerak kembali di atas 100 untuk menguji level tertinggi hampir dua tahun minggu lalu.

"Saham AS jatuh pada Senin 11, April 2022, karena investor semakin khawatir tingkat tertinggi tiga tahun dalam imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun akan mulai memperlambat ekonomi, dan melihat ke depan ke musim laporan keuangan yang akan datang untuk tanda-tanda apakah dampak inflasi terhadap perusahaan," tulis Analis Riset Ord Minnett, dikutip dari Antara, Selasa, 12 April 2022.
 
Pasar Saham Tiongkok menguat karena tanda-tanda muncul beberapa pembatasan ketat mulai mereda di seluruh ibu kota keuangan negara itu.
 
Pasar dunia telah terpukul keras dalam beberapa bulan terakhir di tengah kekhawatiran perang Ukraina, pengetatan Fed dan pembatasan covid-19 baru yang keras dari Tiongkok dapat menghambat pertumbuhan global.
 
Indeks Hang Seng Hong Kong (HSI) naik 0,6 persen di awal perdagangan, sementara indeks saham unggulan China CSI300 naik 0,4 persen.
 
Saham teknologi membebani Wall Street selama kemarin, sehingga indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 1,19 persen, S&P 500 kehilangan 1,69 persen dan Komposit Nasdaq kehilangan 2,18 persen. Semua 11 sektor S&P 500 turun.
 
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan indeks harga konsumen (IHK) AS pada Selasa akan mencatat kenaikan 8,4 persen tahun-ke-tahun pada Maret.
 
Ekonom NatWest Markets telah memperkirakan lonjakan 1,1 persen bulan ke bulan dalam angka inflasi utama yang akan menjadi kenaikan bulanan terbesar sejak Juni 2008.
 
"Kami cukup hawkish dalam hal kenaikan suku bunga AS dan kami pikir itu bukan hanya jumlah pengetatan tetapi kecepatan yang akan berdampak pada investor," ujar Direktur Derivatif Ekuitas Citigroup di Sydney Elizabeth Tian dikutip dari Antara, Selasa, 12 April 2022.
 
"Pasar ekuitas telah sangat tangguh dan cukup santai dibandingkan dengan pasar pendapatan tetap, tetapi kami memperkirakan pada pertemuan Fed Mei akan ada semacam pengumuman dalam hal pengurangan pelonggaran kuantitatif dan saat itulah kita bisa melihat volatilitas muncul di pasar saham." jelas dia.
 
"Pertanyaannya adalah bagaimana reaksi pasar terhadap kecepatan kenaikan suku bunga yang bisa kita lihat," tambah dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan