Dikutip dari Antara, Kamis, 2 Maret 2023, indeks Dow Jones Industrial Average terkerek 5,14 poin atau 0,02 persen menjadi 32.661,84. Indeks S&P 500 merosot 18,76 poin atau 0,47 persen menjadi 3.951,39. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 76,06 poin atau 0,66 persen menjadi 11.379,48.
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor utilitas dan real estat masing-masing melemah 1,72 persen dan 1,49 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor energi naik 1,94 persen, menjadikannya kelompok dengan kinerja terbaik.
Kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS membebani ekuitas, khususnya saham-saham pertumbuhan. Imbal hasil pada obligasi Pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan naik sekitar delapan basis poin untuk diperdagangkan pada 3,996 persen di akhir perdagangan Rabu, 1 Maret 2023, setelah sempat melampaui empat persen di awal sesi untuk pertama kalinya sejak November. Imbal hasil pada obligasi pemerintah dua tahun juga naik.
Dihantui kenaikan inflasi
Di sisi ekonomi, PMI (Indeks Manajer Pembelian) manufaktur AS Februari naik tipis menjadi 47,7 persen dari pembacaan Januari sebesar 47,4 persen. Para ekonom yang disurvei The Wall Street Journal memperkirakan indeks mencapai total 47,6 persen. Angka di bawah 50 persen mengindikasikan kontraksi di sektor tersebut.
"Anda bisa melihat pasar sedikit memburuk, imbal hasil mulai naik setelah laporan manufaktur ISM Februari. Harga komponen yang dibayar, benar-benar melonjak, mematahkan penurunan harga beruntun selama empat bulan," kata Kepala Strategi Pasar di Ameriprise Financial Anthony Saglimbene merujuk pada Indeks Pembayaran Harga Manufaktur ISM yang dipandang sebagai indikator inflasi.
"Itu hanyalah bukti lain yang telah kami lihat selama beberapa minggu terakhir inflasi tetap lebih kuat daripada yang dipikirkan kebanyakan orang pada Januari," katanya seperti dikutip Reuters, menambahkan kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga lebih tinggi.
Saglimbene menambahkan pasar obligasi baru-baru ini menunjukkan ada kemungkinan lebih besar Fed dapat memindahkan suku bunga terminal mendekati 6,0 persen.
Ekuitas AS telah berada di bawah tekanan baru-baru ini di tengah prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve guna mengendalikan inflasi yang tetap tinggi. Untuk Februari, Dow turun 4,2 persen, S&P 500 turun 2,6 persen, dan Nasdaq yang padat teknologi turun 1,1 persen.
Baca juga: Wall Street Ambruk, Sinyal Negatif untuk IHSG Hari Ini? |
Berpengaruh ke IHSG
Diketahui, pergerakan Wall Street memiliki pengaruh cukup besar untuk pasar modal di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ini karena investor asal Negeri Paman Sam tersebut masuk ke pasar global seluruh dunia.
Dikutip dari brainly.co.id, Wall Street juga berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi global, baik di negara maju maupun berkembang.
Hal tersebut terjadi karena adanya penyediaan capital market dan fasilitas keuangan sehingga dapat menggerakkan investasi di wilayah tersebut, serta memungkinkan penggunaan pasar modal untuk meningkatkan likuiditas sumber daya.
Wall Street merupakan pasar finansial yang berbasis di AS dan terdiri dari jaringan perusahaan yang berhubungan dengan pasar modal, seperti perusahaan asuransi, broker, dan bank.
Wall Street menyediakan layanan finansial dan pasar modal di wilayah ini, sehingga memberikan akses ke modal sehingga para investor bisa membuka usaha baru dan mengembangkan usaha mereka yang ada.
Dengan demikian, hal ini akan membantu meningkatkan pendapatan wilayah dan kesejahteraan umum di negara maju dan berkembang.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News