Ilustrasi Wall Street. Foto: AFP
Ilustrasi Wall Street. Foto: AFP

Harapan Investor Pupus, Wall Street Melemah

Annisa ayu artanti • 22 September 2023 08:34
New York: Wall Street merosot pada Kamis waktu setempat. Harapan investor pupus oleh kekhawatiran kebijakan moneter ketat Federal Reserve akan tetap berlaku lebih lama dari yang diperkirakan.
 
Melansir Antara, Jumat, 22 September 2023, indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 370,46 poin atau 1,08 persen, menjadi 34.070,42 poin.
 
Indeks S&P 500 kehilangan 72,20 poin atau 1,64 persen, menjadi 4.330,00 poin. Sedangkan indeks Komposit Nasdaq anjlok 245,14 poin atau 1,82 persen, menjadi 13.223,99 poin.
 
Kesebelas sektor utama S&P 500 kehilangan hampir 1,0 persen atau lebih, dengan saham real estat mengalami persentase penurunan satu hari terbesar sejak Maret.
 
Baca juga: Wall Street Perkasa di Tengah Pelemahan Data Lowongan Pekerjaan AS

Ketiga indeks saham utama AS anjlok lebih dari 1,0 persen dan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun mencapai puncaknya dalam 16 tahun sehari. Ini terjadi setelah Ketua Fed Jerome Powell memperingatkan jalan inflasi masih panjang sebelum mendekati target bank sentral 2,0 persen.

Saham-saham berkapitalisasi besar atau megacaps yang sensitif terhadap suku bunga, dipimpin oleh Amazon.com, Nvidia Corp, Apple Inc, dan Alphabet Inc, menyeret S&P 500 dan Nasdaq ke level penutupan terendahnya sejak Juni. 

The Fed tahan suku bunga

Pada pertemuan kebijakan moneter, bank sentral AS mempertahankan suku bunga target dana Fed tidak berubah pada 5,25-5,50 persen, seperti yang diharapkan.
 
Namun proyeksi ekonomi yang direvisi, termasuk dot plot yang diawasi ketat, menunjukkan suku bunga akan tetap tinggi hingga tahun depan, sehingga mengurangi harapan pelonggaran kebijakan sebelum 2025.
 
“Jika Anda memiliki tingkat suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, Anda akan mempunyai lebih banyak tekanan pada sistem dan lebih banyak tekanan pada perekonomian,” kata Manajer Portofolio Senior GLOBALT Atlanta, Thomas Martin.
 
Sementara itu, penurunan tak terduga sebesar sembilan persen terjadi pada klaim awal pengangguran AS memperkuat anggapan The Fed pasar tenaga kerja masih terlalu ketat. Sehingga memberikan tekanan pada upah, dan perekonomian cukup tangguh untuk menahan kenaikan suku bunga lebih lama.
 
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,76 miliar lembar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,12 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan