Diskusi awal menunjukkan kurangnya momentum untuk langkah kenaikan suku bunga 75 basis poin lainnya saat ini, kata orang-orang tersebut, menolak untuk diidentifikasi karena pertimbangan Dewan Pemerintahan bersifat pribadi. Kecuali ada lonjakan kejutan lain dalam inflasi.
"Konsensus mungkin mendukung langkah yang kurang agresif," kata mereka, dilansir dari Channel News Asia, Senin, 21 November 2022.
Di antara alasan yang dikutip adalah meningkatnya risiko resesi, kemungkinan tekanan harga konsumen akan melemah, dan prospek pergerakan setengah poin dalam suku bunga simpanan menjadi dua persen bakal mendekati apa yang disebut tingkat netral yang tidak lagi merangsang ekonomi. Kebutuhan untuk menawar awal pengurangan neraca juga disebutkan.
Baca: Menaker: Kenaikan Upah Minimum Provinsi Tak Boleh Lebih 10% |
Sedangkan seorang juru bicara ECB menolak berkomentar. Dengan empat minggu tersisa sebelum keputusan akhir ECB tahun ini pada 15 Desember, para pejabat masih punya banyak waktu untuk mengambil keputusan.
Dengan latar belakang ekspektasi pasar untuk kenaikan setengah poin, pembuat kebijakan hawkish belum banyak mencoba untuk melawan pandangan tersebut dengan bersikeras pada kenaikan ketiga berturut-turut sebesar 75 basis poin.
Gubernur bank sentral Austria Robert Holzmann –sebelumnya adalah pendukung agresi– belum berbicara banyak tentang ukuran kenaikan berikutnya, begitu pula Presiden Bundesbank Jerman Joachim Nagel.
Kolega Estonia dan Latvia mereka, di wilayah yang menderita inflasi paling merajalela di zona euro, keduanya mengutip kenaikan sebanyak 50 dan 75 basis poin sebagai kemungkinan tanpa menyatakan preferensi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News