Jokowi pun menyodorkan tiga strategi yang bisa dilakukan G20 dalam rangka melakukan transformasi digital. Pertama, mewujudkan kesetaraan akses digital.
Saat ini, sebanyak 2,9 miliar penduduk dunia belum masih terhubung ke internet karena infrastruktur digital yang belum merata. Ada 390 juta orang masih tinggal di wilayah tanpa internet nirkabel.
"Di sini, peran G20 adalah memobilisasi investasi untuk membangun infrastruktur digital yang terjangkau bagi semua. Ketimpangan ini harus segera kita perbaiki," tutur Jokowi di Bali, Rabu, 16 November 2022.
Kedua, G20 harus mendukung Gerakan melek digital di seluruh dunia. Caranya adalah dengan menggerakkan kerja sama kapasitas digital di negara berkembang
"Melek digital bukan lagi sekadar pilihan melainkan sebuah keharusan. Literasi digital harus menjangkau semua agar semua dapat berpartisipasi dalam ekonomi masa depan," sambung Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Ketimpangan Akses Digital di Dunia Harus Diperbaiki |
Ketiga, menciptakan lingkungan digital yang aman. Kejahatan-kejahatan seperti hoaks dan perundungan siber bisa memecah belah persatuan dan mengancam demokrasi.
Kebocoran data karena kejahatan siber juga berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi hingga USD5 triliun pada 2024.
Oleh karena itu, keamanan digital dan perlindungan privasi harus dijamin. G20 harus mampu membangun kepercayaan sektor digital termasuk melalui tata kelola digital global.
"Kita harus bekerja sama memastikan manfaat digital bisa dirasakan secara merata oleh semua. Saya mengundang kontribusi yang mulia untuk pengembangan masa depan digital yang aman, inklusif dan bermanfaat bagi semua," tandasnya.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id