Kepala Strategi Suku Bunga AS di BofA Mark Cabana mengatakan, BofA yakin ekonomi AS akan memasuki resesi sekitar pertengahan tahun depan. Hal itu mendorong Fed untuk memangkas suku bunga pada akhir 2023 dan mengirim imbal hasil yang bergerak terbalik dengan harga dan lebih rendah melintasi kurva.
Perlambatan yang diproyeksikan dalam kenaikan suku bunga juga akan meredam beberapa volatilitas yang melanda investor tahun ini, yang mengalami penurunan tajam dalam harga saham dan obligasi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"The Fed kemungkinan akan menunjukkan tanda-tanda menjadi sukses dalam upaya mereka untuk mengendalikan inflasi dengan melunakkan pasar tenaga kerja," katanya, dilansir Antara, Rabu, 30 November 2022.
Baca juga: Luhut: Efisiensi Kunci Hadapi 2023 |
"Itu mungkin juga akan memungkinkan volatilitas dalam suku bunga dan lintas pasar untuk menekan sampai batas tertentu,” imbuhnya.
Seperti diketahui, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 375 basis poin sepanjang tahun ini sebagai upaya untuk menurunkan inflasi tertinggi dalam beberapa dekade.
Cabana memperkirakan bank sentral menaikkan suku bunga tiga kali lagi hingga mencapai suku bunga terminal 5,25 persen pada Maret. Pembuat kebijakan kemungkinan akan mulai kembali memangkas suku bunga pada Desember 2023.
Adapun, berdasarkan imbal hasil obligasi pemerintah sepuluh tahun yang dipakai sebagai acuan global untuk sejumlah kelas aset lainnya diperkirakan menurun dari 4,0 persen pada kuartal pertama tahun depan menjadi 3,25 persen pada akhir tahun.
Ia juga mengatakan, kurva imbal hasil yang membandingkan imbal hasil dua tahun dan 10 tahun dilihat oleh banyak orang sebagai pertanda kontraksi ekonomi.
Kendati demikian, Bank of America memperkirakan resesi ekonomi dapat memaksa Federal Reserve memperlambat pengetatan moneter pada tahun depan untuk merangsang ekonomi yang menyusut dan mengirimkan imbal hasil obligasi pemerintah lebih rendah.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id