baca juga: Wall Street Tertekan Inflasi Tinggi |
Melansir CNBC International, Kamis, 18 April 2024, indeks S&P500 turun 0,58 persen menjadi 5.022,21, sedangkan Nasdaq Composite yang sarat teknologi turun 1,15 persen menjadi 15.683,37. Dow Jones Industrial Average turun 45,66 poin, atau 0,12 persen, menjadi 37.753,31, meskipun naik hampir 238 poin pada level tertingginya hari ini.
Saham turun dalam sesi ketiga berturut-turut ketika saham dibuka lebih tinggi tetapi memudar seiring berjalannya waktu. Dengan mundurnya Dow, ini merupakan sesi negatif ketujuh dari delapan sesi terakhir.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite sama-sama mencatat penurunan empat hari berturut-turut, yang terpanjang sejak periode yang berakhir pada awal Januari.
Saham tertekan pada perdagangan sore karena saham kecerdasan buatan Nvidia mengalami kerugian. Saham teknologi mega-cap turun hampir empat persen bergabung dengan perusahaan teknologi besar lainnya termasuk Netflix, Meta, Apple, dan Microsoft di zona merah. Teknologi adalah sektor S&P 500 dengan kinerja terburuk turun 1,7 persen.
Kinerja Rabu terjadi di tengah pelemahan yang menandai koreksi dari kenaikan kuat yang terlihat pada kuartal pertama dan 2023. Dow telah turun lebih dari lima persen pada April, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite telah anjlok lebih dari empat persen.
"Ini adalah pasar yang lebih berhati-hati Saya lebih berhati-hati saat ini dibandingkan lima bulan terakhir," kata Kepala Strategi Teknis di Blue Chip Daily Trend Report Larry Tentarelli.
Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed
Alat FedWatch dari CME Group menunjukkan ekspektasi pasar mengenai kapan penurunan suku bunga pertama akan dilakukan kembali mengikuti data inflasi minggu lalu, dengan para pedagang sekarang mengantisipasi penurunan suku bunga pertama yang akan terjadi pada Juli atau September 2024.Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan perekonomian AS belum menunjukkan inflasi yang sesuai dengan tujuan bank sentral. Berbicara di forum kebijakan yang berfokus pada hubungan ekonomi AS-Kanada, Powell mengatakan inflasi belum bergerak cukup cepat, dan kebijakan yang ada saat ini seharusnya tetap utuh.
"Data yang lebih baru menunjukkan pertumbuhan yang solid dan kekuatan yang berkelanjutan di pasar tenaga kerja, namun juga kurangnya kemajuan lebih lanjut sepanjang tahun ini karena kembalinya target inflasi dua persen," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News