Namun kenaikan emas tertahan oleh membaiknya selera risiko setelah data nonfarm payrolls dirilis pada Jumat, karena investor beralih ke aset-aset yang lebih berisiko seperti saham.
Mengutip Investing.com, Selasa, 7 Mei 2024, emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD2.310,05 per ons. Sementara emas berjangka yang berakhir pada Juni 2024 naik 0,4 persen menjadi USD2.318,70 per ons.
Emas kembali menguat seiring munculnya kembali taruhan penurunan suku bunga. Penguatan emas juga terjadi setelah logam kuning tersebut turun tajam dari rekor tertingginya selama tiga pekan terakhir.
Kekhawatiran akan suku bunga yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dan berkurangnya permintaan safe haven adalah beban terbesar pada emas dalam beberapa sesi terakhir.
Namun logam kuning ini mendapat sedikit bantuan dari penurunan dolar, yang kehilangan 0,8 persen pada minggu lalu. Kerugian dolar terutama didorong oleh data gaji pada Jumat, yang memicu meningkatnya spekulasi The Fed akan mulai memangkas suku bunganya pada September.
Meskipun pasar tenaga kerja yang melemah memberi The Fed dorongan untuk memangkas suku bunganya, permasalahan utamanya tetap pada isu inflasi yang tinggi.
Inflasi terlihat bergerak lebih jauh di atas target tahunan The Fed sebesar dua persen pada kuartal pertama, yang pada gilirannya membuat para pedagang mengabaikan sebagian besar ekspektasi penurunan suku bunga tahun ini.
Suku bunga yang tinggi menjadi pertanda buruk bagi emas, mengingat hal tersebut meningkatkan biaya peluang berinvestasi pada logam kuning.
Baca juga: Mau Investasi Emas Batangan? Begini Cara Memilihnya! |
Harga logam lainnya
Fokus minggu ini adalah pada serangkaian pidato dari pejabat tinggi The Fed, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga.
Logam mulia lainnya agak beragam pada perdagangan Senin. Platinum berjangka turun 0,3 persen menjadi USD962,60 per ons, sementara perak berjangka melonjak 1,7 persen menjadi USD27,130 per ons.
Harga tembaga naik karena melemahnya dolar, mendekati level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Di antara logam industri, harga tembaga naik pada Senin, kembali ke level tertinggi dalam dua tahun karena harga logam diuntungkan oleh melemahnya dolar.
Tembaga berjangka tiga bulan di London Metal Exchange naik 1,7 persen menjadi USD9.930,0 per ton, sementara tembaga berjangka satu bulan naik 0,5 persen menjadi USD4,5888 per pon.
Kedua kontrak tersebut masih berada pada titik tertinggi dalam dua tahun di tengah ekspektasi pasar yang lebih ketat akibat sanksi logam terhadap Rusia, serta harapan peningkatan permintaan dari importir utama Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News