"Kami ingin mendesak ADB untuk terus memberikan dukungan kepada rekan-rekan kami di Pasifik, khususnya negara-negara kepulauan kecil yang sedang berkembang, yang memerlukan intervensi yang sangat penting dan efektif, serta negara-negara yang rentan terkena dampak konflik," kata Sri Mulyani di Tbilisi, Georgia, dilansir Antara, Senin, 6 Mei 2024.
Menurut dia, ADB harus mempertimbangkan mobilisasi sumber daya melalui pembiayaan bersama dan meningkatkan program Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST).
Bendahara negara itu menuturkan Indonesia juga ingin mendukung ADB menyediakan pinjaman lunak (concessional resources) dan pendanaan campuran (blended finance), terutama bagi negara yang benar-benar berada dalam kebutuhan yang sangat spesifik di tengah situasi tingkat suku bunga global yang lebih tinggi untuk waktu yang lama.
Baca juga: Daftar Negara Pendonor dan Penerima Hibah Dana Pembangunan Asia Pasifik, Ada Indonesia? |
Pada pertemuan tahunan ADB tersebut, ADB dan para donor termasuk Indonesia di dalamnya, menyetujui penambahan dana sebesar USD5 miliar untuk Dana Pembangunan Asia atau Asian Development Fund (ADF) 14 dan Technical Assistance Special Fund (TASF) 8 milik ADB.
ADF 14 memprioritaskan bantuan khusus kepada negara-negara berkembang kepulauan kecil yang sangat rentan terutama terhadap perubahan iklim, dan kepada negara-negara yang berada dalam situasi rentan dan terkena dampak konflik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News