Pada Oktober lalu, bank sentral untuk zona euro itu berjanji untuk mengkalibrasi ulang instrumennya pada pertemuan Desember untuk menanggapi situasi menantang yang sedang berlangsung. Tapi tak lama kemudian, kebijakan penguncian akibat gelombang kedua di seluruh wilayah merusak prospek ekonomi secara signifikan, setidaknya dalam jangka pendek.
Sejauh ini, ECB telah menahan diri untuk tidak menunjukkan terlalu banyak optimisme meski sudah ada peluncuran kandidat vaksin. Vaksin tersebut diharapkan bisa maksimal menekan penyebaran covid-19 dan nantinya berimbas terhadap percepatan pemulihan ekonomi di Eropa.
"Prospek jangka pendek tetap buruk, dan ECB ingin tetap fokus pada jangka pendek sampai akhir yang lebih jelas dari pandemi terlihat," kata Pengamat ECB Societe Generale Anatoli Annenkov, dilansir dari CNBC Internasional, Jumat, 11 Desember 2020.
Annenkov berharap perpanjangan program pembelian obligasi tetap dilakukan ECB hingga Desember 2021 dengan total tambahan 600 miliar euro, di samping program pembiayaan baru untuk bank. Langkah itu menjadi penting guna menjaga pertumbuhan ekonomi tidak kian terjun bebas.
Sementara kehadiran vaksin mungkin menjadi pengubah permainan untuk dunia pada tahun depan dengan ECB tetap berhati-hati dalam mengambil kebijakan. "Kami beralih dari likuiditas ke fase solvabilitas krisis," kata Kepala Departemen Moneter dan Ekonomi BIS Claudio Borio.
Di sisi lain, ekonomi zona euro bangkit kembali pada kuartal III-2020 usai terpuruk akibat hantaman pandemi covid-19. Namun, kebijakan untuk melakukan penguncian nasional oleh dua ekonomi terbesar di kawasan itu yaitu Prancis dan Jerman memberikan ancaman adanya tekanan ekonomi di kuartal terakhir pada tahun ini.
Kantor Statistik Bloc’s mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) untuk zona euro meningkat sebesar 12,7 persen pada kuartal ketiga dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya. Sedangkan para analis memperkirakan pertumbuhan PDB hanya 9,4 persen.
Kenaikan tersebut -rekor tertinggi yang pernah terjadi- dapat terjadi di wilayah tersebut setelah berkontraksi sebesar 11,8 persen pada kuartal kedua. Tetapi momentum ini kemungkinan besar akan terbatas karena pemerintah sekali lagi memperketat pembatasan sosial.
"Ekonomi zona euro kembali bergerak pada kuartal ketiga karena penguncian berakhir, meskipun pemulihan penuh masih agak jauh. (Tapi) kemunduran sekarang tampak di kuartal keempat," kata Ekonom Pantheon Macro Claus Vistesen, dalam sebuah catatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News