Ilustrasi. AFP PHOTO/GREG BAKER
Ilustrasi. AFP PHOTO/GREG BAKER

Terendah Sejak 1991, Tiongkok Pangkas Pertumbuhan PDB Jadi 5,5% di 2022

Angga Bratadharma • 07 Maret 2022 12:48
Beijing: Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang mematok target Produk Domestik Bruto (PDB) terendah dalam beberapa dasawarsa di 2022. Perdana Menteri juga memperingatkan tentang pandangan tidak pasti dengan latar belakang virus korona, kemerosotan di sektor properti, dan ketidakpastian atas perang di Ukraina.
 
Mengutip Channel News Asia, Senin, 7 Maret 2022, Li mengumumkan target yang luar biasa sederhana yakni sekitar 5,5 persen -terendah sejak 1991- dalam pidatonya saat membuka sesi tahunan parlemen Tiongkok.
 
Berbicara kepada sekitar 3.000 anggota Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Aula Besar Rakyat Beijing, Li mengatakan, ekonomi terbesar kedua di dunia itu akan menghadapi lebih banyak risiko dan tantangan. "Dan kita harus terus mendorong untuk mengatasinya," tuturnya.

Ia mengatakan target tersebut didasarkan pada kebutuhan untuk mempertahankan pekerjaan yang stabil, kebutuhan hidup dasar, dan penjagaan terhadap risiko. Target pertumbuhan diawasi ketat di Tiongkok, dengan Partai Komunis yang berkuasa telah mendasarkan legitimasinya pada memberikan ekspansi ekonomi yang stabil dan meningkatkan standar hidup.
 
Partai sangat prihatin atas ketidakstabilan sosial dalam populasinya yang besar jika pertumbuhan ekonomi turun terlalu rendah. "Stabilitas ekonomi harus menjadi prioritas utama," tegas Perdana Menteri Li.
 
Sesi parlemen tahunan adalah minggu pertemuan yang menjabarkan prioritas politik, ekspektasi ekonomi, dan tujuan kebijakan luar negeri partai, dan edisi ini datang pada tahun di mana Presiden Xi Jinping bermaksud untuk lebih memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan.
 
Sesi sebelumnya telah meluncurkan undang-undang profil tinggi seperti undang-undang keamanan nasional yang keras yang diberlakukan di Hong Kong dan pembalikan kebijakan satu anak negara itu, tetapi tidak ada undang-undang unggulan yang diharapkan tahun ini.
 
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok telah melambat secara nyata dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan baru-baru ini tekanan datang akibat kemerosotan pasar properti, tindakan keras peraturan pada sektor properti, teknologi dan keuangan, dan wabah virus yang mengakibatkan tindakan pengetatan mobilitas yang ketat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan