Pipa gas Nord Stream 2 milik Rusia. FOTO: AFP/Tobias SCHWARZ
Pipa gas Nord Stream 2 milik Rusia. FOTO: AFP/Tobias SCHWARZ

Eropa Pertimbangkan Gunakan Batu Bara Akibat Rusia Kurangi Aliran Gas

Angga Bratadharma • 24 Juni 2022 13:03
Brussels: Pembeli gas Rusia terbesar di Eropa berlomba untuk menemukan pasokan bahan bakar alternatif. Mereka mempertimbangkan membakar lebih banyak batu bara guna mengatasi berkurangnya aliran gas dari Moskow yang mengancam krisis energi di musim dingin.
 
Krisis dan lonjakan harga gas menambah tantangan yang dihadapi pembuat kebijakan di Eropa saat mereka mengatasi inflasi dan prospek ekonomi yang memburuk. Italia mengaku diberitahu oleh Gazprom Rusia, mereka hanya akan menerima sebagian dari permintaan pasokan gas.
 
Kondisi itu mendorong Italia lebih dekat di keadaan siaga yang akan memicu langkah-langkah penghematan gas. Jerman, yang juga mengalami penurunan arus energi dari Rusia, mengumumkan rencana terbarunya untuk meningkatkan tingkat penyimpanan gas dan dapat memulai kembali pembangkit listrik tenaga batu bara yang ingin dihentikan secara bertahap.

"Itu menyakitkan, tetapi itu adalah kebutuhan belaka dalam situasi ini untuk mengurangi konsumsi gas," kata Menteri Ekonomi Robert Habeck, yang juga anggota Partai Hijau dan telah mendorong keluar lebih cepat penggunaan batu bara karena menghasilkan lebih banyak gas rumah kaca, dilansir dari The Business Times, Jumat, 24 Juni 2022.
 
"Tetapi jika kami tidak melakukannya, maka kami menghadapi risiko fasilitas penyimpanan tidak akan cukup penuh pada akhir tahun menjelang musim dingin. Dan kemudian kami dapat diperas di tingkat politik," tambahnya.
 
Adapun Rusia mengulangi kritik sebelumnya Eropa hanya menyalahkan dirinya sendiri setelah Barat memberlakukan sanksi sebagai tanggapan atas invasi Moskow ke Ukraina, rute transit gas ke Eropa, serta pengekspor gandum utama.
 
Kontrak gas bulan depan Belanda, patokan Eropa, diperdagangkan sekitar 124 euro pada Senin waktu setempat, turun dari puncak tahun ini 335 euro tetapi masih naik lebih dari 300 persen pada levelnya tahun lalu, sebelum harga meroket lebih tinggi.
 
Kepala eksekutif produsen listrik terbesar Jerman RWE, Markus Krebber, mengatakan harga listrik bisa memakan waktu 3-5 tahun untuk turun kembali ke tingkat yang lebih rendah. Adapun aliran gas Rusia ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1, rute utama yang memasok ekonomi terbesar Eropa, masih berjalan sekitar 40 persen dari kapasitas.
 
Ukraina, rute transit lain untuk gas Rusia, mengatakan jaringan pipanya dapat membantu mengisi kesenjangan pasokan melalui Nord Stream 1. Moskow sebelumnya mengatakan tidak dapat memompa lebih banyak melalui pipa yang belum ditutup oleh Ukraina.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan