Jatuh tempo tersebut menjadi ujian utama apakah pengembang raksasa dari Tiongkok itu akan terus memenuhi kewajibannya kepada pemegang obligasi atau tidak, bahkan ketika Evergrande tertunda dalam melakukan pembayaran kewajiban kepada bank, pemasok, dan pemegang produk investasi dalam negeri.
Mengutip The Business Times, Selasa, 21 September 2021, investor menilai kemungkinan besar akan terjadi default, dengan salah satu obligasi diperdagangkan kurang dari 30 persen terhadap nilai nominal. Adapun kekhawatiran atas kemampuan Evergrande untuk memenuhi kewajiban senilai USD300 miliar tumpah ke pasar keuangan Tiongkok.
Saham perusahaan real estat lainnya telah jatuh, sementara imbal hasil pada indeks obligasi berdenominasi dolar AS naik menjadi sekitar 14 persen, tertinggi dalam hampir satu dekade. Bank sentral Tiongkok menyuntikkan USD14 miliar uang tunai jangka pendek ke dalam sistem keuangan Jumat lalu sebagai tanda pembuat kebijakan ingin menenangkan pasar.
Data Bloomberg menunjukkan pembayaran jatuh tempo obligasi Evergrande yang segera jatuh tempo termasuk bunga mencapai USD83,5 juta pada obligasi dolar AS bertenor lima tahun dengan imbal hasil 8,25 persen. Ada periode 30 hari sebelum pembayaran yang terlewat dianggap sebagai default, sesuai dengan perjanjian obligasi.
Selain itu, Evergrande perlu membayar kupon 232 juta yuan untuk obligasi dalam negeri pada hari yang sama. Secara total, Evergrande memiliki pembayaran kupon senilai USD669 juta yang akan jatuh tempo hingga akhir tahun ini. Sekitar USD615 juta di antaranya adalah obligasi dolar AS, menurut data kompilasi Bloomberg.
Sementara itu, Fitch Ratings memperlihatkan ada peningkatan kemungkinan kegagalan pembayaran bulan ini ketika memangkas peringkat kredit perusahaan lebih dalam ke wilayah 'sampah', mengutip risiko kemungkinan default.
Kemudian, Evergrande juga dijadwalkan untuk membayar bunga pinjaman bank pada Senin waktu setempat, dengan masa tenggang satu hari. Senin dan Selasa adalah hari libur nasional di Tiongkok.
"Rincian tentang jumlah yang jatuh tempo tidak tersedia untuk umum dan pihak berwenang Tiongkok telah mengatakan kepada pemberi pinjaman utama untuk tidak mengharapkan pembayaran kembali. Evergrande dan bank sedang mendiskusikan kemungkinan perpanjangan dan menggulirkan beberapa pinjaman," kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News