Mengutip Antara, Sabtu, 11 September 2021, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November melonjak USD1,47 atau 2,3 persen, menjadi USD72,92, setelah mencapai tertinggi USD73,15 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober bertambah 1,58 persen atau 2,3 persen menjadi USD69,72 per barel.
Untuk minggu ini, harga minyak mentah AS naik 0,6 persen, sementara minyak mentah Brent naik 0,4 persen. Brent telah reli 41 persen sejauh tahun ini karena pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa pemulihan permintaan dari pandemi.
Sekitar tiga perempat dari produksi minyak lepas pantai Teluk AS, atau sekitar 1,4 juta barel per hari, tetap terhenti sejak akhir Agustus. Jumlah itu kira-kira sama dengan yang dihasilkan anggota OPEC, Nigeria.
"Pasar kembali fokus pada situasi pasokan yang lebih ketat secara global, dan itu memberinya dorongan. Sementara Tiongkok melepaskan minyak dari cadangan minyak strategisnya, jumlahnya lebih besar daripada mengimbangi pengurangan produksi di Teluk Meksiko," kata Analis Senior grup Price Futures Phil Flynn, di Chicago.
Pasar minyak dan ekuitas juga mendapat dorongan dari berita pembicaraan telepon antara Presiden AS Joe Biden dan mitranya dari Tiongkok Xi Jinping. Pembicaraan itu meningkatkan harapan untuk hubungan yang lebih hangat dan lebih banyak perdagangan global, kata para analis.
"Panggilan telepon Biden-Xi memiliki efek yang sama pada pasar minyak seperti pada kelas aset lainnya," kata Analis Broker Oanda Jeffrey Halley.
Amerika Serikat menambahkan rig dalam minggu terakhir. Penyedia layanan energi Baker Hughes mengatakan menunjukkan produksi mungkin meningkat dalam beberapa minggu mendatang. Pada Kamis, 9 September, kedua kontrak minyak mentah turun lebih dari 1,0 persen setelah Tiongkok mengatakan akan melepaskan cadangan minyak mentahnya melalui lelang publik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News