Pergerakan harga minyak ini didukung pembicaraan pengurangan produksi OPEC+ yang mengimbangi kekhawatiran pembatasan ketat covid-19 di Tiongkok.
Melansir Antara, Selasa, 29 November 2022, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari ditutup naik 96 sen atau 1,3 persen, menjadi USD77,24 setelah di awal sesi menyentuh level terendah sejak Desember 2021 di USD73,6.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sementara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari juga sempat berbalik positif, tetapi berakhir turun 44 sen atau 0,5 persen menjadi USD83,19 per barel.
Baca juga: Harga Emas Tertekan Dolar AS dan Sinyal Kebijakan Suku Bunga The Fed |
"Kabar yang beredar adalah ada desas-desus OPEC+ sudah mulai melontarkan gagasan pengurangan produksi pada Minggu, 27 November 2022," kata Kepala Analis Minyak di Kpler, Matt Smith.
"Itu membantu membalikkan kerugian yang disebabkan oleh protes Tiongkok," imbuhnya.
Sementara, Analis di Eurasia Group menyatakan melemahnya permintaan dari Tiongkok dapat memacu Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia untuk memangkas produksi, setelah mengurangi pasokan pada Oktober.
"Keputusan akan bergantung pada lintasan harga minyak ketika OPEC+ bertemu, dan seberapa banyak gangguan yang terlihat di pasar karena sanksi Uni Eropa," katanya.
OPEC+ akan bertemu pada 4 Desember. Pada Oktober, OPEC+ setuju untuk mengurangi target produksinya sebesar dua juta barel per hari hingga 2023.
Desas-desus tentang kemungkinan pemotongan lebih besar itu mengimbangi aksi jual awal yang dibangun di atas pandangan lemah dari Tiongkok, di mana ratusan demonstran dan polisi bentrok pada Minggu, 27 November 2022 karena pembatasan covid-19.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id