Ilustrasi. Foto: AFP/Andy Buchanan.
Ilustrasi. Foto: AFP/Andy Buchanan.

Meski Naik Tipis, Harga Minyak Masih Mencatat Kerugian dalam Sepekan

Antara • 20 Agustus 2022 08:03
New York: Minyak berjangka naik tipis dalam perdagangan yang fluktuatif pada akhir transaksi Jumat (Sabtu pagi WIB). Meski demikian, harga minyak turun untuk minggu ini karena dolar AS yang lebih kuat dan kekhawatiran perlambatan ekonomi akan melemahkan permintaan minyak mentah.
 
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September bertambah 27 sen atau 0,3 persen menjadi USD90,77 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober naik 13 sen atau 0,1 persen menjadi USD96,72 per barel di London ICE Futures Exchange.
 
Untuk minggu ini, patokan minyak mentah AS turun 1,4 persen, sementara brent turun 1,5 persen, berdasarkan kontrak bulan depan. Harga minyak turun 1,5 persen untuk minggu ini karena kegelisahan resesi.
 
Minyak sempat melonjak di tengah komentar Presiden Federal Reserve Richmond Thomas Barkin yang mengatakan dorongan untuk menaikkan suku bunga juga perlu diimbangi dengan dampak kenaikan suku bunga terhadap perekonomian.
 
Tetapi minyak mentah memangkas kenaikannya karena kekhawatiran investor tentang kenaikan suku bunga yang akan datang menetap kembali.
 
Adapun penguatan dolar AS mencapai level tertinggi dalam lima minggu terakhir, yang juga membatasi kenaikan minyak mentah karena membuat minyak lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain.
 
"Meskipun kompleks minyak telah mampu mengabaikan dolar yang kuat pada setiap sesi tertentu, tren dolar yang kuat yang diperpanjang akan menimbulkan hambatan besar terhadap kenaikan harga minyak yang berkelanjutan," ungkap Jim Ritterbusch dari perusahaan penasihat perdagangan minyak Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.
 
Baca juga: Luhut Beri Sinyal Kenaikan Harga BBM Diumumkan Minggu Depan

 
Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) Haitham Al Ghais mengatakan dirinya optimistis tentang permintaan minyak hingga 2023. OPEC ingin memastikan Rusia tetap menjadi bagian dari kelompok OPEC+.
 
Pasokan bisa diperketat lagi ketika pembeli Eropa mulai mencari pasokan alternatif untuk menggantikan minyak Rusia menjelang sanksi Uni Eropa yang berlaku mulai 5 Desember.
 
"Kami menghitung Uni Eropa perlu mengganti 1,2 juta barel per hari impor minyak mentah Rusia melalui laut dengan minyak mentah dari wilayah lain," kata konsultan FGE dalam sebuah catatan.
 
Data awal pekan ini menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun tajam karena produsen utama dunia itu mengekspor rekor lima juta barel minyak per hari pekan lalu, dengan perusahaan-perusahaan minyak mendapat permintaan dari negara-negara Eropa yang ingin menggantikan minyak mentah Rusia.
 
Namun, jumlah rig minyak AS, indikator awal pasokan masa depan, tidak berubah pada 601 rig minggu ini, menurut Baker Hughes Co, karena perusahaan-perusahaan energi perlahan-lahan meningkatkan produksi ke tingkat pra-pandemi dengan produksi minyak serpih pada September diperkirakan akan mencapai level tertinggi sejak Maret 2020.
 
Sementara itu, manajer uang memangkas posisi net long minyak mentah AS dan posisi opsi di New York dan London sebesar 18.389 kontrak menjadi 154.824 dalam pekan hingga 16 Agustus, jelas Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan