baca juga: EIA: Konsumsi Energi AS Diperkirakan Turun Tahun Depan |
Minyak mentah berjangka Brent menyusut sembilan sen atau 0,1 persen menjadi USD95,27 per barel pada pukul 07.27 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 20 sen atau 0,2 persen menjadi USD88,71 per barel.
Persediaan minyak mentah AS naik sekitar 5,6 juta barel untuk pekan yang berakhir 4 November, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API), sementara tujuh analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah akan naik sekitar 1,4 juta barel.
Pekan lalu, pasar berpegang pada harapan terhadap Tiongkok yang mungkin bergerak ke arah pelonggaran pembatasan covid-19. Tetapi selama akhir pekan pejabat kesehatan mengatakan mereka akan tetap berpegang pada pendekatan pembersihan dinamis mereka terhadap infeksi baru.
Kasus covid-19 di Guangzhou dan kota-kota Tiongkok lainnya telah melonjak, dengan jutaan penduduk di pusat manufaktur global itu diminta untuk melakukan tes covid-19 pada Rabu, 9 November 2022.
"Dengan narasi (pembukaan kembali Tiongkok) yang didorong kembali, ditambah dengan peningkatan yang cukup besar pada data persediaan AS, menyiratkan permintaan AS yang meredup, kru resesi kembali dengan kekuatan penuh pagi ini di Asia," kata Managing Partner di SPI Asset Management Stephen Innes dikutip dari Antara, Rabu, 9 November 2022.
Analis CMC Markets Tina Teng mengatakan meskipun pasokan terbatas di pasar fisik, perlambatan permintaan Tiongkok berdampak besar pada pasar minyak berjangka. Data API menunjukkan persediaan bensin naik sekitar 2,6 juta barel, terhadap perkiraan analis untuk penarikan 1,1 juta barel.
Pelaku pasar akan menunggu data persediaan resmi AS dari Badan Informasi Energi yang akan dirilis pada Rabu pukul 10.30 waktu setempat (15.30 GMT) untuk pandangan lebih lanjut tentang permintaan di ekonomi terbesar dunia itu. Sementara itu, kekhawatiran pasokan tetap ada.
"Selain pengurangan pasokan OPEC+ yang sedang berlangsung, pasokan minyak Rusia akan turun karena larangan Uni Eropa terhadap minyak mentah dan produk olahan Rusia mulai berlaku," kata ahli strategi komoditas ING dalam sebuah catatan.
Uni Eropa akan melarang impor minyak mentah Rusia pada 5 Desember dan produk minyak Rusia pada 5 Februari, sebagai pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina. Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai operasi militer khusus.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News