Mengutip The Business Times, Rabu, 3 Agustus 2022, Eropa menghadapi tekanan gas yang meningkat ketika Gazprom Rusia mengatakan akan memotong aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman menjadi seperlima dari kapasitas.
Dengan selusin negara Uni Eropa sudah menghadapi pengurangan pasokan Rusia, Brussels mendesak negara-negara anggota untuk bersiap dengan menghemat gas dan menyimpannya untuk musim dingin. Hal itu dilakukan karena takut Rusia akan sepenuhnya memotong aliran sebagai pembalasan atas sanksi Barat dari perangnya dengan Ukraina.
Menteri energi menyetujui proposal bagi semua negara Uni Eropa untuk secara sukarela memotong penggunaan gas sebesar 15 persen dari Agustus hingga Maret. Pemotongan dapat dibuat mengikat dalam keadaan darurat pasokan.
Baca: Erick Thohir Tak Segan 'Sikat' Karyawan BUMN Koruptif |
Akan tetapi negara-negara setuju untuk mengecualikan banyak negara dan industri, setelah beberapa pemerintah menolak proposal asli UE untuk memberlakukan pemotongan 15 persen yang mengikat di setiap negara.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan perjanjian itu akan menunjukkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, Eropa tetap bersatu dalam menghadapi pemotongan gas terbaru Moskow. "Anda tidak akan memisahkan kami," kata Habeck.
Hungaria adalah satu-satunya negara yang menentang kesepakatan itu, kata dua pejabat Uni Eropa. Adapun Gazprom Rusia menyalahkan pengurangan terbarunya karena perlunya menghentikan pengoperasian turbin -alasan yang ditolak oleh Kepala Energi UE Kadri Simson, yang menyebut langkah itu bermotivasi politik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News