Ilustrasi Emas dunia. Foto: AFP.
Ilustrasi Emas dunia. Foto: AFP.

Kilau Harga Emas Memudar

Husen Miftahudin • 22 Mei 2024 09:27
Chicago: Harga emas berjangka mengalami pelemahan pada sesi perdagangan Selasa (Rabu WIB), setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di USD2.450. Namun, harga kemudian turun ke USD2.425 seiring dengan penguatan dolar AS (greenback).
 
Minimnya data ekonomi membuat para trader lebih mengandalkan pernyataan pejabat Fed, yang tetap berhati-hati dalam memberikan sinyal dimulainya pemangkasan suku bunga.
 
Melansir Investing.com, Rabu, 22 Mei 2024, XAU/USD diperdagangkan pada USD2.421 setelah mencapai level tertinggi pada USD2.433.
 
Di sisi lain, indeks Wall Street yang tetap berada di zona hijau, menjadi hambatan bagi status safe-haven logam mulia ini. Meskipun dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Investor tampaknya enggan melepas keuntungan dari pasar saham AS.
 
Selain itu, para pejabat Federal Reserve (Fed) di berbagai kesempatan pidatonya pada minggu ini terus menegaskan sikap mereka untuk mempertahankan suku bunga hingga proses disinflasi berjalan sesuai harapan.
 
Meskipun demikian, imbal hasil obligasi Treasury AS bergerak turun. Benchmark obligasi AS 10 tahun turun 3,5 basis poin menjadi 4,41 persen. Sementara imbal hasil 10 tahun pada Treasury Inflation-Protected Securities (TIPS), yang berkorelasi terbalik dengan harga emas, turun tiga basis poin menjadi 2,081 persen.
 
Baca juga: Dolar AS Menguat Tipis di Tengah Penantian Kebijakan Suku Bunga
 

Data-data ekonomi

 
Agenda ekonomi AS selama pekan ini sebelum rilis risalah pertemuan Fed terbaru pada Rabu relatif sepi. Pada Kamis, Klaim Pengangguran Awal AS diperkirakan akan menunjukkan pasar tenaga kerja yang mendingin, bersamaan dengan Indeks Aktivitas Nasional Fed Chicago.
 
Gubernur Fed Christopher Waller menyatakan data inflasi yang baik selama beberapa bulan ke depan menjadi syarat mutlak sebelum mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter.
 
Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan ia tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga dan lebih memilih untuk mempertahankannya sambil menekankan prioritas utama Fed saat ini masih mengatasi inflasi.
 
"Kita masih perlu menyelesaikan tugas mengatasi inflasi," ucap Wakil Ketua Pengawasan Michael Barr.
 
Sebelumnya, pada Senin, Wakil Ketua Philip Jefferson mengatakan masih terlalu dini untuk menentukan kapan proses disinflasi akan berlanjut, sambil menyatakan bahwa tingkat kebijakan saat ini bersifat restriktif. Presiden Fed Cleveland Loretta Mester juga menyatakan risiko inflasi cenderung meningkat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan