Baca juga: Lagi Tumbuh Pesat, Begini Upaya Pintu Genjot Investor Kripto |
"Hal ini karena fokus persepsi investor terhadap imbas dari situasi yang ada, yaitu potensi penundaan penurunan suku bunga The Fed. Sementara ekonomi AS yang masih resilien mungkin berdampak positif terhadap sektor bisnis di negara tersebut seperti potensi meningkatnya penjualan, dampak langsungnya terhadap pasar kripto tidak terlalu signifikan,” kata Fahmi, dikutip dari Antara, Rabu, 21 Agustus 2024.
Berdasarkan laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) terbaru untuk Juli menunjukkan tren inflasi yang terus mereda, dengan harga konsumen naik hanya 2,9 persen selama 12 bulan terakhir yang merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Maret 2021.
Secara bulanan, harga juga naik tipis sebesar 0,2 persen. Sektor hunian dan transportasi menjadi pendorong utama kenaikan tersebut, dengan biaya hunian menyumbang hampir 90 persen dari kenaikan inflasi bulanan. Inflasi inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi, naik 3,2 persen (year-on-year/yoy).
Baca juga: Investor Aset Kripto Pantau Data Inflasi AS |
Inflasi yang relatif berhasil ditekan tersebut diiringi dengan meningkatnya penjualan ritel di Juli sebesar 1,0 persen yang merefleksikan kekuatan konsumsi domestik sebagai salah satu indikator pertumbuhan ekonomi.
Dengan adanya rilis data tersebut, Fahmi menilai meskipun perkembangan tren inflasi CPI yang cukup baik turut memperkuat ekspektasi terhadap kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada September nanti, tren penjualan ritel yang meningkat selama Juli menandakan ekonomi AS yang masih cukup resilien. Terlebih dengan data tenaga kerja yang menunjukkan berkurangnya tingkat pengangguran dengan menurunnya klaim tunjangan pengangguran baru.
Resiliensi ekonomi AS di tengah situasi suku bunga tinggi yang ada saat ini, yang sekaligus membantah kekhawatiran terhadap potensi resesi yang sempat berkembang beberapa waktu yang lalu tersebut, membuat urgensi melonggarkan kebijakan ekonomi menjadi berkurang.
Kendati demikian, pasar saham AS terapresiasi imbas situasi tersebut. Ia menjelaskan, beragamnya prospek ekonomi dalam dua bulan ke depan membuat pasar kripto berada pada ketidakpastian yang meningkat.
Tren penurunan inflasi
Namun, tren penurunan inflasi yang terlihat semakin stabil dengan prospek pertumbuhan ekonomi AS yang masih terjaga, dapat berpotensi membuat kebijakan ekonomi yang lebih longgar berlangsung secara progresif dan mungkin akan bertahan cukup lama."Perubahan kebijakan tersebut, menurut hemat kami, masih berpotensi untuk mulai diberlakukan di sisa tahun ini,” kata Fahmi.
Di tengah dinamika yang ada, strategi akumulasi secara bertahap dan pengelolaan portofolio secara lebih aktif menjadi sebagian opsi yang menarik untuk diperhatikan para investor.
"Volatilitas pasar kripto yang relatif lebih terukur saat ini, dengan potensi terjadinya siklus bullish yang lebih besar pascaperubahan kebijakan suku bunga The Fed, membuat potensi return dari pengelolaan portofolio secara aktif menjadi lebih tinggi," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News