Ilustrasi. AFP PHOTO/Jonathan NACKSTRAND
Ilustrasi. AFP PHOTO/Jonathan NACKSTRAND

Harga Minyak Dunia Naik Meski OPEC+ Tingkatkan Produksi

Antara • 06 Januari 2022 08:01
New York: Harga minyak dunia menguat pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Minyak memperpanjang kenaikan bahkan setelah produsen OPEC+ bertahan pada kenaikan target produksi yang disepakati untuk Februari dan persediaan bahan bakar AS melonjak karena penurunan permintaan di tengah melonjaknya kasus covid-19.
 
Mengutip Antara, Kamis, 6 Januari 2022, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret, naik 80 sen atau 1,0 persen menjadi USD80,80 per barel di London ICE Futures Exchange. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari, ditutup naik 86 sen atau 1,1 persen menjadi USD77,85 per barel di New York Mercantile Exchange.
 
Pasar memangkas kenaikan pada sore hari setelah rilis risalah dari pertemuan Federal Reserve AS terbaru menunjukkan pembuat kebijakan mungkin harus menaikkan suku bunga lebih cepat daripada yang diantisipasi pasar. Minyak turun, mengikuti aset-aset berisiko lainnya seperti saham.

Persediaan minyak mentah AS turun 2,1 juta barel, sebagian karena insentif pajak bagi produsen untuk mengurangi persediaan sebelum akhir tahun.
 
Namun, persediaan bensin melonjak lebih dari 10 juta barel, dan stok sulingan naik 4,4 juta barel. Analis mengutip permintaan yang lemah selama minggu terakhir 2021 karena orang-orang menahan diri untuk bepergian di tengah varian virus korona Omicron yang menyebar dengan cepat.
 
Amerika Serikat melaporkan hampir satu juta infeksi baru virus korona pada Senin waktu setempat, penghitungan harian tertinggi dari negara mana pun di dunia dan hampir dua kali lipat dari puncak AS sebelumnya yang ditetapkan seminggu sebelumnya.

Produk yang dipasok

Secara keseluruhan produk yang dipasok, proksi untuk permintaan, turun tajam, meskipun empat minggu terakhir telah melihat permintaan yang lebih kuat daripada periode yang sama dua tahun lalu sebelum timbulnya pandemi.
 
"Permintaan produk tersirat -terutama untuk bensin- merosot, menunjukkan bahwa masyarakat berhati-hati tentang perjalanan setelah melonjaknya kasus varian Omicron. Ketakutan ini kemungkinan akan bertahan selama beberapa minggu lagi," tulis Kepala Ekonom Komoditas Capital Economics Caroline Bain.
 
Produsen OPEC+, yang termasuk anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak bersama dengan Rusia dan lainnya setuju untuk menambah pasokan 400 ribu barel per hari pada Februari, seperti yang telah mereka lakukan setiap bulan sejak Agustus.
 
OPEC+ mungkin akan berjuang untuk mencapai target itu, karena anggota termasuk Nigeria, Angola dan Libya menghadapi kesulitan meningkatkan produksi, kata analis Barclays dalam sebuah catatan. Bahkan ketika kelompok tersebut meningkatkan target, persediaan tambahan yang sebenarnya kemungkinan jauh lebih kecil, mirip dengan efek permintaan dari Omicron.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan